Singapura (ANTARA) - Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Jumat pagi, setelah reli baru-baru ini karena aksi ambil untung dan ekspektasi peningkatan pasokan oleh Rusia dan Arab Saudi melebihi perkiraan permintaan positif dari China selama liburan Pekan Emas.
Brent berjangka untuk November yang berakhir pada Jumat turun 21 sen menjadi diperdagangkan di 95,17 dolar AS per barel pada pukul 00.55 GMT dan Brent berjangka untuk Desember kehilangan 10 sen menjadi diperdagangkan di 93,00 dolar AS per barel.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 8 sen menjadi diperdagangkan pada 91,63 dolar AS per barel.
Harga minyak telah turun sekitar 1,0 persen pada Kamis (28/9/2023), karena para pedagang mengambil keuntungan setelah harga melonjak ke level tertinggi dalam 10 bulan, dan beberapa pihak khawatir bahwa suku bunga yang tinggi dapat membebani permintaan minyak.
"Harga minyak yang mengalami reli baru-baru ini terhenti semalam," kata National Australia Bank dalam sebuah catatan. "Pertemuan OPEC minggu depan (4 Oktober) akan menjadi informasi penting bagi pasar dengan meningkatnya kemungkinan berkurangnya pengurangan pasokan sukarela oleh Aramco."
Pasar saat ini sedang ketat dengan pengurangan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun oleh Arab Saudi dan Rusia, bagian dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Rusia baru-baru ini melonggarkan larangan terpisah terhadap ekspor bahan bakar yang diberlakukan untuk menstabilkan pasar domestik, dan para analis memperkirakan pembatasan tersebut tidak akan bertahan lama karena hal ini dapat mengganggu pengoperasian kilang dan berdampak pada hubungan dengan pelanggan.
Turki, Brasil, Maroko, Tunisia dan Arab Saudi termasuk di antara tujuan utama minyak diesel Rusia tahun ini, kata JPMorgan dalam sebuah catatan.
“Larangan ekspor yang berkepanjangan akan berdampak negatif terhadap hubungan dengan pelanggan baru yang telah dibangun dengan susah payah oleh perusahaan minyak Rusia selama satu setengah tahun terakhir,” menurut JPMorgan.
Rusia belum membahas kemungkinan peningkatan pasokan minyak mentah untuk mengkompensasi larangan ekspor bahan bakar Moskow dengan OPEC+, kata Kremlin.
Data makroekonomi baru-baru ini ditambah dengan libur Pekan Emas selama seminggu di China yang dimulai pada Jumat mendukung permintaan minyak global.
Perekonomian AS mempertahankan laju pertumbuhan yang cukup solid pada kuartal kedua dan aktivitas tampaknya meningkat pada kuartal ini, data menunjukkan pada Kamis (28/9/2023).
Aktivitas pabrik di China kemungkinan akan stabil pada September, menurut jajak pendapat Reuters, menambah serangkaian indikator yang menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut telah mulai stabil. Data resmi akan dirilis pada Sabtu (30/9/2023).
“Peningkatan perjalanan internasional selama liburan Pekan Emas meningkatkan permintaan minyak China,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
Baca juga: Harga minyak turun di perdagangan Asia jelang keputusan suku bunga Fed
Baca juga: Harga minyak naik di Asia, karena pasar fokus pada terbatasnya pasokan
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB