Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan keluarga lulusan Universitas Indonesia Irma Gustiana Andriani S.Psi M.Psi mengatakan perilaku hidup bersih yang ditanamkan sejak seseorang masih kecil bisa memengaruhi kebiasaan merawat mental ketika ia beranjak dewasa.
"Kebersihan Itu nggak cuma kebersihan diri tapi macam-macam, ternyata berhubungan dengan kebersihan secara mental karena merawat diri itu bagian dari merawat mental," ucap Irma dalam acara Hari Cuci Tangan Sedunia bersama Lifebuoy di Jakarta, Sabtu.
Psikolog di klinik Ruang Tumbuh ini mengatakan kebiasaan yang berkaitan dengan kebersihan sejak kecil dapat memanifestasikan pada kegiatan lain saat dewasa, seperti menjauh dari teman yang 'toxic' dan cenderung terbiasa merawat diri.
Irma mengatakan sebagian besar orang yang mengalami gangguan kesehatan mental seringkali tidak memikirkan merawat kebersihan dan kesehatan dirinya seperti tidak mandi berhari-hari.
"Kalau dari kecil kita tahu tentang kebersihan diri, paling tidak kalau dia stres dia tetap ngerawat diri, paling tidak kalau dia terkena mental health dia tetap cuci tangan karena ini adalah gaya hidup," katanya.
Psikolog yang disapa Ayang ini juga menambahkan bahwa seseorang yang sudah tertanam perilaku hidup bersih dan sehat juga akan secara otomatis mengonsumsi makanan sehat dan bersih. Sehingga asupan nutrisi dalam tubuh terjaga dan sehat.
Jika perilaku bersih sudah sampai pada tahap stres jika tidak melakukannya, harus diwaspadai, karena bisa masuk ke ranah obsesif dan membuatnya menjadi cemas dan akhirnya berujung pada Obsesive Complusive Disorder atau OCD.
"Kalau punya kecemasan tinggi mau ngapa-ngapain jadi ga bisa. Jadi dia harus sadar diri bahwa ini udah nggak sehat, saya mau bersih tapi kalau sampai menyakiti diri itu sudah nggak sehat," kata Irma.
Baca juga: Zulfa Maharani didampingi psikolog saat syuting film horor "Qorin"
Baca juga: Begini kata psikolog soal pertolongan pertama bagi korban kekerasan seksual