BPDB Kepri temukan tujuh titik panas tanda karhutla di dua daerah

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Kepri

BPDB Kepri temukan tujuh titik panas tanda karhutla di dua daerah

Sejumlah kendaraan melintas di salah satu ruas jalan di Kota Batam, Kepri yang terdampak kabut asap, Sabtu (7/10/2023). (ANTARA/Yude)

Batam (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Riau menemukan tujuh titik panas, tanda kebakaran hutan dan lahan, di dua daerah di provinsi tersebut pada Sabtu.

Kepala BPBD Provinsi Kepri Muhammad Hasbi di Batam, Sabtu, menjelaskan dua daerah yang memiliki tujuh titik panas itu, Kabupaten Lingga dan Bintan.

"Berdasarkan data dari satelit pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada hari ini terdapat tujuh titik panas di dua daerah di Kepri," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa empat di antara tujuh kabupaten dan kota di Kepri saat ini terdampak kabut asap, akibat karhutla di Sumatra dan Kalimantan.

Sebanyak empat daerah itu, Batam, Tanjungpinang, Bintan, dan Kepulauan Anambas.

Keberadaan kabut asap kiriman itu. kata dia, juga memengaruhi jarak pandang. Berdasarkan data, di Batam, Anambas, Tanjungpinang, dan Bintan jarak pandang tidak sampai lima kilometer.

Ia menyebut jarak pandang di Batam 4,5 kilometer, Tanjungpinang dan Bintan, masing-masing empat kilometer, serta Anambas tiga kilometer.

"Untuk daerah lainnya di atas enam kilometer semua," kata dia.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam menyebutkan kualitas udara di daerah itu pada Sabtu, masuk kategori tidak sehat dengan nilai indeks standar pencemaran udara (ISPU) 111, sehingga masyarakat diimbau menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Kepala Bidang Perlindungan Lingkungan Hidup DLH Kota Batam IP mengatakan imbauan tersebut ditujukan juga secara khusus kepada masyarakat yang berisiko tinggi asma, lansia, anak-anak, serta ibu hamil.

"Pagi ini nilai ISPU kita 111, masuk kategori tidak sehat atau warna kuning. Saatnya gunakan masker untuk aktivitas di luar, terutama bagi yang berisiko tinggi memiliki asma, lansia, anak-anak, ibu hamil," ujar dia.

Baca juga: 34 pelaku karhutla di Riau ditangkap selama hingga September

Baca juga: Penderita gangguan pernafasan rentan terdampak kabut asap