Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menambah armada udara helikopter bom air guna menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan.
Suharyanto dalam keterangan disiarkan di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa penanganan karhutla lewat udara tetap akan dilanjutkan sebagai solusi lain jika lokasi titik api memang benar-benar tidak dapat dijangkau oleh satgas darat.
Laporan yang diterima Suharyanto, karhutla di wilayah Kalimantan Selatan ini memang banyak terjadi di lahan-lahan yang tak bertuan. Ketika lahan tersebut terbakar, maka tidak ada pihak yang mau dimintai pertanggungjawaban.
Di samping itu, mayoritas lahan tanpa pemilik ini lokasinya berada di tengah-tengah yang mana sangat sulit dijangkau oleh satgas darat. Suharyanto berkomitmen bahwa BNPB akan menambah armada helikopter bom air untuk menyelesaikan persoalan ini.
“Untuk pemadaman melalui udara akan kita tambah. Nanti helikopter yang ada di Jawa akan digeser ke Kalsel,” kata Suharyanto.
Pada rapat koordinasi dari ruang rapat di Gedung DR. KH. Idham Chalid Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Kamis (21/9), Suharyanto kembali menekankan kembali pentingnya upaya penanganan karhutla baik lewat darat maupun udara.
Menurut Suharyanto, upaya pemadaman darat ini efektif karena tim gabungan dapat menjangkau langsung titik api untuk pemadaman dan pendinginan.
Satgas darat karhutla itu menurut Suharyanto juga dapat memastikan bahwa api benar-benar dapat dijinakkan sehingga tidak meluas lagi.
“Ini harus betul-betul waspada dan hati-hati agar api tidak semakin membesar dan semakin luas,” tegas Suharyanto.
Kepala BNPB juga menjelaskan bahwa jika memang diperlukan, maka upaya pemadaman menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) bisa saja dilakukan namun dengan beberapa pertimbangan yang harus dicermati.
Pertama, operasi TMC hanya dapat dilakukan apabila pertumbuhan bibit awan hujan mencapai 40 persen keatas. Jika dibawah itu, maka akan sia-sia karena potensi kegagalannya tinggi. Oleh karena itu, BNPB akan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait dalam pelaksanaan TMC ini.
“Kita sudah koordinasi dengan BMKG dan saat ini sedang ditinjau. Kalau lihat sepintas ini bisa dilakukan TMC, karena ada awan-awan hujan. Tapi yang paling paham ilmu ini kan BMKG. Kalau BMKG sudah lampu hijau maka kita lakukan,” terang Suharyanto.
Kemudian, beberapa wilayah Kalimantan Selatan seperti Banjar, Banjar Baru, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Tanah Laut banyak kelompok petani durian dan tanaman lain yang mana hal itu akan terpengaruh dengan TMC menggunakan NaCl. Sehingga kemungkinan terbesar akan dilakukan TMC namun bersifat lokal. Artinya, hanya di beberapa titik wilayah saja yang memang berada di luar lahan pertanian warga.
“TMC ini sifatnya lokal. Karena ada kelompok petani yang dapat terancam oleh hujan garam,” kata Suharyanto.
Baca juga: Kemarin, Penanggulangan karhutla di Sumsel hingga olah sampah jadi pewarna alami
Baca juga: Tim gabungan Penajam Paser Utara berhasil padamkan lima lokasi karhutla
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB