KLHK: Keterlibatan masyarakat kunci keberhasilan program rehabilitasi mangrove

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

KLHK: Keterlibatan masyarakat kunci keberhasilan program rehabilitasi mangrove

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono (kanan) bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kiri) melakukan penanaman bibit mangrove seluas dua hektare di Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (29/7/2023). (ANTARA/HO-Kementerian LHK)

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bambang Hendroyono menyatakan keterlibatan masyarakat begitu penting dalam keberhasilan program rehabilitasi mangrove di Indonesia.

"Masyarakat, khususnya di pesisir pantai sangat memahami habitat mangrove yang selama ini dijadikan pendapatan dan penghidupan mereka," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Sebagai negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia, kata Bambang, pemerintah menaruh perhatian serius terhadap ekosistem mangrove.

Indonesia merupakan pemilik 23 persen atau 3,36 juta hektare dari luas mangrove dunia dan memiliki 43 jenis mangrove tropis atau mewakili 80 persen dari mangrove tropis dunia.

Oleh karena itu, Indonesia memiliki keanekaragaman spesies mangrove tertinggi di dunia, dimana penyebaran terbesar adalah di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Jawa.

Menurut Bambang, keberadaan multifungsi ekosistem mangrove sangat penting sebagai tempat berkembang biak dan pemijahan biota laut, penyediaan makanan, kayu, bahan bakar, dan obat-obatan.

"Mangrove juga memainkan peran penting dalam mengurangi dampak perubahan iklim, seperti mengurangi risiko gelombang dan cuaca ekstrem, melindungi pantai dari abrasi maupun erosi pantai, menghambat intrusi air laut dan menjaga kualitas air dari ancaman polusi," katanya.

Ekosistem mangrove mampu menyimpan 800 ton sampai 1.200 ton cadangan karbon atau empat sampai lima kali hutan teresterial. Mangrove menyimpan 80 persen di dalam tanah yang disebabkan akibat proses dekomposisi bahan organik yang lambat, karena ekosistem mangrove yang selalu tergenang air.

"Mengingat manfaatnya yang begitu besar, diharapkan peran serta seluruh elemen bangsa untuk bahu-membahu memberikan kontribusi dalam rehabilitasi dan pelestarian hutan mangrove Indonesia," kata Bambang.

Lebih lanjut, dia menyampaikan butuh peran seluruh elemen untuk memberikan kontribusi dalam rembug kebijakan dasar, kebijakan operasional, termasuk dalam implementasi merehabilitasi mangrove.

Dia mengajak semua pihak untuk terus menjaga ekosistem mangrove yang ada dengan melakukan penanaman secara berkelanjutan agar keseimbangan alam dan kehidupan biodiversitas tetap berlangsung untuk generasi kini hingga generasi mendatang.

"Mangrove sebagai warisan alam yang sangat luar biasa memberikan tanggung jawab yang besar bagi Indonesia untuk melestarikannya, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat," kata Bambang.

Baca juga: Kebun Raya Mangrove Surabaya saat ini miliki koleksi 57 jenis tanaman

Baca juga: Peserta Jumbara PMR tanam 1.000 bibit mangrove di Lampung Selatan