Singapura (ANTARA) - Harga minyak merosot untuk sesi kedua di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah Libya melanjutkan produksi selama akhir pekan, sementara China, importir minyak mentah terbesar dunia, diperkirakan akan merilis data ekonomi yang menunjukkan bahwa pemulihan pasca-pandemi gagal.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 57 sen atau 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 79,30 dolar AS per barel pada pukul 00.55 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 74,90 dolar AS per barel, terpangkas 52 sen atau 0,7 persen.
Harga minyak melemah setelah kedua harga acuan minggu lalu membukukan kenaikan minggu ketiga berturut-turut dan menyentuh level tertinggi sejak April ketika produksi ditutup di ladang minyak di Libya dan Shell menghentikan ekspor minyak mentah Nigeria, pengetatan pasokan.
Dua dari tiga ladang minyak Libya ditutup pada Kamis (13/7/2023), ladang minyak Sharara dan El Feel dengan total kapasitas produksi 370.000 barel per hari (bph), dilanjutkan pada Sabtu (15/7/2023) malam, kata empat insinyur perminyakan dan kementerian perminyakan.
Ladang minyak 108 tetap tertutup. Produksi dihentikan sebagai protes terhadap penculikan mantan menteri keuangan.
Di Rusia, ekspor minyak dari pelabuhan barat akan turun sekitar 100.000-200.000 barel per hari bulan depan dari level Juli, tanda Moskow menepati janjinya untuk pengurangan pasokan baru bersama dengan pemimpin OPEC Arab Saudi, kata dua sumber pada Jumat , mengutip rencana ekspor.
Di sisi ekonomi, data sentimen konsumen yang lebih kuat dari perkiraan di AS pada Jumat (14/7/2023) mengurangi ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu depan, kata analis IG Tony Sycamore.
Ada juga beberapa kegugupan di antara para pedagang menjelang minggu besar berikutnya untuk data ekonomi dari China, Inggris dan Jepang, tambahnya.
"Ketiga data ini akan berperan dalam menentukan apa langkah selanjutnya untuk tiga bank sentral utama PBoC (China), BoE (Inggris) dan BoJ (Jepang) serta selanjutnya apakah permintaan minyak akan menerima dukungan," kata Sycamore.
Baca juga: Harga minyak turun karena aksi ambil untung, masih catat kenaikan mingguan
Baca juga: Harga minyak stabil di Asia, takut bunga naik diimbangi sinyal pasokan ketat
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB