Harga minyak stabil di Asia, takut bunga naik diimbangi sinyal pasokan ketat

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara

Harga minyak stabil di Asia, takut bunga naik diimbangi sinyal pasokan ketat

Pompa minyak terlihat saat Matahari terbenam di ladang minyak Daqing, Provinsi Heilongjiang, China, pada 22 Agustus 2019. (ANTARA/REUTERS/Stringer/pri.)

Singapura (ANTARA) - Harga minyak relatif stabil di awal perdagangan Asia pada Jumat pagi, tetapi bersiap untuk membukukan kenaikan mingguan, karena kekhawatiran kenaikan suku bunga AS yang dapat mengurangi permintaan energi diimbangi oleh tanda-tanda pasokan yang lebih ketat setelah penurunan stok AS lebih besar dari perkiraan.

Minyak mentah berjangka Brent turun tipis satu sen menjadi diperdagangkan di 76,51 dolar AS per barel pada pukul 00.06 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik tipis dua sen menjadi diperdagangkan pada 71,82 dolar AS per barel.

Dikutip dari Reuters, kedua harga acuan minyak berada di jalur buat kenaikan mingguan sekitar 2,0 persen untuk pekan kedua berturut-turut.

Stok minyak mentah AS berkurang lebih banyak dari yang diperkirakan karena permintaan penyulingan yang kuat, sementara persediaan bensin membukukan penurunan besar setelah peningkatan dalam mengemudi minggu lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan pada Kamis (6/7/2023).

Itu terjadi ketika eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengumumkan putaran baru pengurangan produksi untuk Agustus. Total pemotongan sekarang mencapai lebih dari lima juta barel per hari (bph), setara dengan 5,0 persen dari produksi minyak global.

Namun, harga minyak dibatasi oleh penguatan ekspektasi bank sentral AS kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 25-26 Juli setelah mempertahankan suku bunga stabil di 5,0 persen-5,25 persen pada Juni.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat secara moderat minggu lalu, sementara gaji swasta melonjak pada Juni, data menunjukkan pada Kamis (6/7/2023), meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan ini.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Namun, OPEC kemungkinan akan mempertahankan pandangan optimis pada pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan ketika menerbitkan prospek pertamanya akhir bulan ini, memprediksi perlambatan tahun ini tetapi masih merupakan peningkatan di atas rata-rata, kata sumber yang dekat dengan OPEC.

Baca juga: Harga minyak stabil di Asia, prospek pasokan ketat imbangi kecemasan China

Baca juga: Khawatir perlambatan ekonomi global, harga minyak merosot di awal sesi Asia