China dikabarkan mulai bangun konstelasi satelit orbit ultrarendah

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, satelit

China dikabarkan mulai bangun konstelasi satelit orbit ultrarendah

Orang-orang mengunjungi China Space Museum di Beijing, (24/4/2023). (Xinhua/Zhang Chenlin)

Wuhan (ANTARA) - China Aerospace Science and Industry Corporation Limited (CASIC) mengumumkan dimulainya pembangunan konstelasi satelit orbit ultrarendah.

CASIC menyampaikan pengumuman tersebut dalam pembukaan Forum Kedirgantaraan Komersial (Internasional) China ke-9, yang dimulai pada Rabu (12/7) di Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah.

CASIC mengatakan bahwa satelit pertama dari konstelasi satelit orbit ultrarendah akan diluncurkan pada Desember, membawa muatan seperti kamera optik penginderaan jarak jauh, peralatan pemrosesan cerdas luar angkasa, dan detektor oksigen atom.

Orbit ultrarendah berarti ketinggian orbit kurang dari 300 kilometer. Lingkungan dinamisnya sangat kompleks dan perlu mengimbangi efek peluruhan orbit satelit yang cepat akibat tarikan atmosfer yang meningkat.

Terlepas dari tantangan teknis dalam operasi jangka panjang, orbit ultrarendah memiliki nilai yang tinggi.

Dengan ketinggian orbit yang lebih rendah, pengamatan bumi dapat beralih dari penginderaan jarak jauh ke pengamatan jarak dekat, yang memiliki biaya lebih rendah, resolusi lebih tinggi, dan penundaan transmisi yang lebih singkat.

Kepala perancang konstelasi tersebut Zhang Nan menjelaskan konstelasi satelit orbit ultrarendah akan mencapai resolusi spasial 0,5 meter dan mengirimkan informasi spasial kepada pengguna dalam waktu 15 menit.

Konstelasi satelit itu dapat memberikan dukungan data yang efektif untuk penyelamatan darurat, pemantauan kebakaran, serta upaya pencegahan dan penanggulangan bencana.

CASIC berencana untuk merampungkan peluncuran klaster sembilan satelit pada 2024, dan merampungkan jaringan 192 satelit di orbit pada 2027.

Pada 2030 mendatang, 300 satelit diperkirakan akan beroperasi di orbit, menyediakan layanan penginderaan jarak jauh yang beragam dan real-time, serta mewujudkan kemampuan respons dalam waktu 15 menit secara global.

Baca juga: Militer Jepang akan mengadopsi layanan satelit Starlink

Baca juga: China kembali kembali luncurkan satelit eksperimen luar angkasa baru