Singapura (ANTARA) - Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah jatuh sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran investor bahwa masalah sektor perbankan baru-baru ini akan membebani ekonomi global dan membatasi permintaan minyak mentah.
Minyak mentah berjangka Brent untuk penyelesaian Mei naik lima sen menjadi diperdagangkan pada 73,84 dolar AS per barel pada pukul 00.49 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik sembilan sen menjadi 67,73 dolar AS per barel.
Di sesi sebelumnya, baik Brent maupun WTI turun sekitar tiga dolar AS per barel sebelum menetap lebih tinggi. Kontrak WTI April berakhir pada Selasa; sementara kontrak Mei adalah kontrak paling aktif untuk WTI.
Sedikit kenaikan harga pada Selasa terjadi setelah kesepakatan bersejarah di mana UBS, bank terbesar di Swiss, setuju untuk membeli Credit Suisse dalam upaya menyelamatkan bank.
Setelah pengumuman perjanjian, bank-bank sentral utama, termasuk Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa, mengindikasikan bahwa mereka akan meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung bank lain.
Pejabat G7, sementara itu, mengatakan tidak mungkin merevisi batas harga minyak Rusia sebesar 60 dolar AS per barel seperti yang direncanakan.
Para pejabat mengatakan duta besar negara-negara Uni Eropa diberitahu oleh Komisi Eropa selama akhir pekan tidak ada keinginan mendesak di antara kelompok itu untuk segera meninjau.
OPEC+, yang mencakup negara-negara pengekspor minyak utama dunia dan sekutunya termasuk Rusia, akan mengadakan pertemuan pada 3 April.
Kelompok tersebut sepakat pada Oktober untuk memangkas target produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari hingga akhir 2023.
Baca juga: Harga minyak anjlok tertekan kekhawatiran bank, kemungkinan bunga Fed naik
Baca juga: Harga minyak naik di Asia setelah OPEC tingkatkan prospek permintaan China