Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia terus mendorong 311 Kampung KB untuk mentradisikan "jimpitan" atau donasi berupa bubur kacang hijau, telur, uang, beras dan susu kedele bagi keluarga miskin untuk mencegah stunting.
"Keluarga berpotensi stunting harus mendapat perhatian dari tradisi "jimpitan" ini guna menurunkan prevalensi stunting di Riauyang juga harus menjadi perhatian bersama karena menyangkut kualitas generasi penerus masa depan bangsa," kata Mardalena Wati Yulia dalam keterangannya di Pekanbaru, Jumat.
Mardalena Wati Yulia mengapresiasi tradisi jimpitan ini sebagai solusi pengentasan stunting dengan cara memberdayakan masyarakat sehingga seluruh Kampung KB di Riau perlu menerapkan.
Ia mengatakan, tradisi Jimpitan sekaligus sesuai instruksi Kepala BKKBN RI, bahwa kampung Keluarga Berkualitas harus mempunyai gerakan nyata dalam upaya penanganan stunting tersebut seperti di Kampung KB Berkah Bersama Kota Pekanbaru.
"Salah satu Kampung KB unggulan di Provinsi Riau adalah Kampung KB Berkah Bersama yang berlokasi di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang merupakan aplikasi kampung KB terbaik se-Sumatera bahkan pada tahun 2022 dan mendapatkan peringkat kedua Nasional pada peringatan Harganas tahun 2022.
Kampung KB Berkah Bersama meraih juara 2 Tingkat Nasional dengan indikator penilai aksi nyata yang dilakukan langsung menyentuh kepada keluarga beresiko stunting.
Ia menjelaskan, pengelola Kampung KB Berkah Bersama mengemas Program Dapur Sehat ( Dashat) Atasi stunting dalam sebuah kegiatan donasi atau jimpitan itu.
"Jimpitan dalam Bahasa Jawa artinya iuran sukarela yang dikumpulkan dari warga secara sukarela. Jimpit artinya mengambil dengan ujung jari, makna iuran yang dikumpulkan sedikit, sukarela dan tidak memberatkan masayarakat. Terobosan ini dalam upaya penanggulangan stunting di lingkungan kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru untuk meningkatkan status gizi masyarakat," katanya.
Sasaran dari kegiatan Dapur Sehat Berkah Gizi adalah remaja putri, catin, ibu hamil , ibu menyusui dan anak baduta yang dinilai kurang mampu dari segi ekonomi.
Sementara Jimpitan yang dihimpun berupa satu sendok beras yakni masyarakat cukup menyisihkan minimal satu sendok beras setiap kali memasak nasi. Beras yang disisihkan tersebut setiap dua minggu sekali akan dijemput oleh tim Dashat di masing-masing RW, sedangkan kepengurusan masing masing RW adalah kader IMP/Kader Bangga Kencana.
"Satu sendok beras karena satu sendok beras itu adalah salah satu program sosial yang tentu tidak akan memberatkan masyarakat, jika masyarakat yang akan memberikan lebih dan tidak merasa terpaksa tetap akan kita terima karena program ini adalah bentuk silaturrahmi dunia akhirat," katanya.
Selain itu Jimpitan telur, yakni dua butir telur setiap bulan dan kader KB akan menjemput telur ini dari masyarakat dan kemudian dikumpulkan setiap bulan pada pertemuan Dashat berikut donasi Rp2 ribu setiap bulan.
Masyarakat juga mendonasikan satu piring bubur kacang hijau dan susu kedelai yang dibuat oleh tim Dashat dan dibagikan kepada keluarga berpotensi stunting berasal dari keluarga yang kurang mampu sesuai data.
Berita Lainnya
BKKBN Riau dorong percepatan penurunan stunting
24 September 2024 19:28 WIB
TNI AD-Baznas Riau kolaborasi bangun sumber air bersih
13 September 2024 20:47 WIB
BKKBN Riau raih 2 penghargaan program Bangga Kencana
13 September 2024 20:03 WIB
BKKBN Perwakilan Riau sosialisasikan pendidikan kependudukan ke pramuka
27 August 2024 17:25 WIB
Berkomitmen dukung turunkan angka stunting di Riau, RAPP terima penghargaan dari BKKBN RI
01 July 2024 10:32 WIB
BKKBN Perwakilan Riau borong penghargaan tingkat nasional Program Bangga Kencana
28 June 2024 13:43 WIB
UNRI dan BKKBN bersinergi wujudkan pembangunan berwawasan kependudukan
14 June 2024 15:44 WIB
Kemnaker terima pengaduan 30.000 orang lebih untuk pengajuan PHK
31 May 2024 20:19 WIB