Ottawa (ANTARA) - Kepolisian Kanada pada Selasa (22/11) mengatakan tengah menyelidiki laporan tentang "kantor kepolisian" China yang beroperasi di Area Toronto Raya atas kemungkinan campur tangan terhadap kepentingan Kanada dan ancaman terhadap keamanan nasional.
Kanada bergabung dengan negara-negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Belanda untuk meluncurkan penyelidikan semacam itu.
Penyelidikan tersebut dilakukan setelah Safeguard Defenders, sebuah organisasi HAM yang berbasis di Eropa, memublikasikan laporan pada September yang mengungkap kehadiran lusinan "kantor kepolisian" China di kota-kota besar di seluruh dunia.
Kantor kepolisian tersebut merupakan perpanjangan dari upaya Beijing untuk menekan beberapa warga negara China atau kerabat mereka di luar negeri untuk kembali ke China guna menghadapi tuntutan pidana, menurut laporan Safeguard Defenders.
Kantor itu juga menghubungkan mereka dengan aktivitas United Front Work Department China, sebuah badan Partai Komunis yang bertugas menyebarkan pengaruh dan propaganda mereka di luar negeri. China membantah tuduhan tersebut.
"Tujuan kami adalah untuk mencegah intimidasi, ancaman dan pelecehan serta segala bentuk bahaya yang dimulai atas nama entitas asing terhadap komunitas mana pun di Kanada," kata RCMP dalam sebuah pernyataan.
Area Toronto Raya merupakan rumah bagi Toronto, ibu kota finansial Kanada sekaligus kota terpadat di Kanada.
Kedutaan China di Ottawa belum merespons permintaan untuk memberikan tanggapan pada Selasa.
Kedutaan tersebut sebelumnya mengatakan ada beberapa pusat di luar China yang dijalankan sukarelawan setempat, bukan kantor polisi China, yang ditujukan untuk membantu warga China memperbarui dokumen dan menawarkan layanan lain yang terganggu akibat pandemi COVID-19.
Sementara ketegangan antara China dan Kanada telah meningkat selama bertahun, ketegangan diplomatik baru-baru ini menjadi sorotan ketika Presiden China Xi Jinping tampak bersitegang dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau atas bocornya percakapan yang mereka lakukan.
Baca juga: Menhan China Wei Fenghe dan AS gelar pembicaraan di Kamboja
Baca juga: China kembangkan teknologi "layar de-orbit" untuk kelola sampah antariksa
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Akibat erupsi Gunung Ruang, 18 flight dari Bandara Sam Ratulangi dibatalkan
30 April 2024 17:01 WIB
Seleksi CASN segera dibuka, Azwar Anas minta instansi kebut rincian formasi
30 April 2024 16:43 WIB
Mendagri Tito Karnavian apresiasi kinerja dan loyalitas Sekjen Kemendagri
30 April 2024 16:36 WIB
Rupiah melemah terhadap dolar AS seiring sikap investor tunggu hasil pertemuan FOMC
30 April 2024 16:14 WIB
Pemerintah sambut baik niat BYD bangun fasilitas pengembangan EV di Indonesia
30 April 2024 16:05 WIB
Legislator ingatkan tempat penampungan hewan tak cemari lingkungan sekitar
30 April 2024 15:52 WIB
Menag: Fatwa Ulama Saudi sebut haji non prosedural ibadahnya dianggap tidak sah
30 April 2024 15:42 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi serahkan sertifikat tanah elektronik
30 April 2024 14:55 WIB