Singapura (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka naik di awal perdagangan Asia pada Senin pagi, karena ekspektasi pasokan yang lebih ketat secara global menjelang sanksi Uni Eropa terhadap minyak Rusia mendukung harga.
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 54 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 94,04 dolar AS per barel pada pukul 01.25 GMT.
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS bertambah 51 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 85,56 dolar AS per barel,
Brent membukukan kenaikan 2,0 persen minggu lalu karena dolar yang lebih lemah dan harapan pelonggaran pembatasan COVID-19 di China yang akan memungkinkan permintaan di konsumen minyak nomor dua dunia itu akan pulih.
Gangguan pasokan minyak global diperkirakan terjadi ketika larangan Uni Eropa atas impor Rusia mulai berlaku pada 5 Desember. Kelompok ini juga berencana untuk memblokir impor produk minyak Rusia pada Februari.
Sentimen sedang dibangun di dalam Federal Reserve (Fed) untuk kemungkinan mengurangi kecepatan atau ukuran kenaikan suku bunga di masa depan bahkan saat bersiap untuk menaikkan suku pada awal November.
Perlambatan kenaikan suku bunga Fed dapat mengurangi kekuatan dolar AS yang telah membebani harga-harga komoditas. Dolar yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar seperti minyak lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.
Pada Minggu (23/10/2022), Xi Jinping dari China mengamankan masa jabatan kepemimpinan ketiga yang belum pernah dilakukan sebelumnya, memperkuat posisinya sebagai penguasa paling kuat di negara itu sejak Mao Zedong.
Namun, analis tidak memperkirakan perubahan signifikan dalam arah kebijakan, termasuk strategi nol-COVID Xi.
Minyak Brent naik minggu lalu meskipun Presiden AS Joe Biden mengumumkan penjualan sisa 15 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS. Penjualan tersebut merupakan bagian dari rekor pelepasan 180 juta barel yang dimulai pada Mei. Biden menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk mengisi kembali stok ketika minyak mentah AS berada di sekitar 70 dolar AS per barel.
"Pasar lebih tertarik pada pedoman untuk mengisi ulang cadangan," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.
"Komentar Biden bahwa AS hanya akan membeli minyak mentah setelah harga mencapai 70 dolar AS per barel memberikan level support yang kuat."
Pekan lalu perusahaan-perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut karena harga minyak yang relatif tinggi mendorong perusahaan untuk mengebor lebih banyak, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan dalam sebuah laporan pada Jumat (21/10/2022).
Baca juga: Harga minyak di perdagangan Asia beragam karena investor hati-hati
Baca juga: Harga minyak di perdagangan Asia naik tipis, saat dolar melemah & kekhawatiran resesi
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB