Nilai tukar rupiah awal pekan menguat ditopang surplus neraca dagang
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan bergerak menguat ditopang neraca perdagangan yang masih surplus.
Rupiah pada Senin pagi ini bergerak menguat 47 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.950 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.991 per dolar AS.
"Memang pasar menyambut baik rilis trade balance kita yang mengalami surplus cukup tinggi," kata Ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan pada Juni 2022 kembali mencetak surplus besar mencapai 5,09 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 26,09 miliar dolar AS dan impor 21,00 miliar dolar AS.
Surplus bulan Juni tersebut merupakan surplus 25 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Komoditas utama yang memberikan kontribusi berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, diikuti besi dan baja.
Kinerja surplus perdagangan secara keseluruhan didorong oleh ekspor yang meningkat lebih pesat dibandingkan impor.
Dengan demikian, neraca perdagangan RI pada Januari-Juni 2022 mengalami surplus 24,89 miliar AS dengan total ekspor 35,33 miliar dolar AS dan impor 21,62 miliar dolar AS.
"Sepanjang enam bulan pertama 2022, trade balance kita surplusnya sangat tinggi, lebih dari dua kali lipat di enam bulan pertama 2021. Hal ini memberi fondasi yang cukup kuat memasuki semester dua ini, di tengah ketidakpastian global, dan volatilitas pasar akibat ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate yang agresif," ujar Rully.
Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.975 per dolar AS hingga Rp15.015 per dolar AS.
Pada Jumat (15/7) lalu, rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.997 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.020 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah melemah dipicu inflasi AS yang lampaui ekspektasi
Baca juga: Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp15.002 menyusul notula "hawkish" The Fed
Rupiah pada Senin pagi ini bergerak menguat 47 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.950 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.991 per dolar AS.
"Memang pasar menyambut baik rilis trade balance kita yang mengalami surplus cukup tinggi," kata Ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan pada Juni 2022 kembali mencetak surplus besar mencapai 5,09 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 26,09 miliar dolar AS dan impor 21,00 miliar dolar AS.
Surplus bulan Juni tersebut merupakan surplus 25 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Komoditas utama yang memberikan kontribusi berasal dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, diikuti besi dan baja.
Kinerja surplus perdagangan secara keseluruhan didorong oleh ekspor yang meningkat lebih pesat dibandingkan impor.
Dengan demikian, neraca perdagangan RI pada Januari-Juni 2022 mengalami surplus 24,89 miliar AS dengan total ekspor 35,33 miliar dolar AS dan impor 21,62 miliar dolar AS.
"Sepanjang enam bulan pertama 2022, trade balance kita surplusnya sangat tinggi, lebih dari dua kali lipat di enam bulan pertama 2021. Hal ini memberi fondasi yang cukup kuat memasuki semester dua ini, di tengah ketidakpastian global, dan volatilitas pasar akibat ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate yang agresif," ujar Rully.
Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.975 per dolar AS hingga Rp15.015 per dolar AS.
Pada Jumat (15/7) lalu, rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.997 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.020 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah melemah dipicu inflasi AS yang lampaui ekspektasi
Baca juga: Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp15.002 menyusul notula "hawkish" The Fed