Eropa (ANTARA) - Uni Eropa harus mempertimbangkan penyitaan cadangan devisa asing Rusia yang dibekukan untuk membantu mendanai pembangunan kembali Ukraina pascaperang, kata kepala kebijakan EU Josep Borrell saat wawancara dengan Financial Times.
UE dan sekutu baratnya telah menahan cadangan devisa milik bank sentral Rusia sejak negara itu mulai menggempur Ukraina. Moskow menyebut aksinya sebagai "operasi militer khusus".
Borrell mengatakan kepada surat kabar itu bahwa hal yang logis bagi Uni Eropa untuk melakukan apa yang telah dilakukan Amerika Serikat terhadap aset milik bank sentral Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara Asia tersebut.
"Kami mempunyai uang di kantong kami, dan seseorang harus menjelaskan kepada saya mengapa ini baik untuk dana Afghanistan dan tidak baik untuk dana Rusia," kata Borrell.
Washington membekukan dana Afghanistan setelah pengambilalihan militer oleh Taliban.
AS berencana menggunakan sejumlah dana tersebut untuk membantu warga Afghanistan dan sisanya untuk memenuhi kemungkinan tuntutan hukum terkait terorisme terhadap kelompok ekstremis.
Baca juga: Ukraina ingin berunding dengan Rusia dilangsungkan di Mariupol
Baca juga: Isu Rusia-Ukraina di penyelenggaraan G20 jadi ujian perekonomian RI
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Menko Luhut sebut pemerintah sedang menghitung subsidi untuk BBM bioetanol
03 May 2024 13:37 WIB
KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak tinjau persiapan panen raya padi di Merauke
03 May 2024 13:17 WIB
Puluhan legislator AS desak Joe Biden halangi serangan Israel ke Rafah
03 May 2024 13:05 WIB
KSAU dan Prabowo Subianto bahas hal penguatan pertahanan udara
03 May 2024 12:17 WIB
Masyarakat Indonesia didorong lebih banyak konsumsi teh tanpa pemanis
03 May 2024 12:10 WIB
Sejumlah hal yang perlu diketahui soal metode perawatan kulit Sandwich Retinol
03 May 2024 12:01 WIB
MUI minta ICC untuk tidak ragu dalam menangkap PM Benjamin Netanyahu
03 May 2024 11:44 WIB
Indonesia turunkan kekuatan terbaik hadapi Thailand di perempat final Piala Uber 2024
03 May 2024 11:35 WIB