Melbourne (ANTARA) - Harga minyak naik sekitar satu persen di sesi Asia pada Rabu pagi, mendapatkan kembali sebagian dari kerugiannya selama sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran tentang permintaan energi setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya.
Namun, kekhawatiran permintaan telah diimbangi oleh prospek pasokan yang lebih ketat menyusul sanksi terhadap Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia dan pemasok utama Eropa, setelah invasi ke Ukraina.
"Harga energi yang lebih tinggi dapat memicu penjatahan permintaan," kata ANZ Research dalam sebuah catatan. "Di sisi lain, pendekatan China-nol COVID dan penguncian yang ketat membuat prospek permintaan tetap lemah."
Minyak mentah berjangka Brent naik 96 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 108,21 dolar AS per barel pada pukul 00.04 GMT.
Kontrak berjangka minyak mentah WTI bulan depan, yang berakhir Rabu, naik 1,19 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi diperdagangkan di 103,75 dolar AS per barel. Kontrak bulan kedua naik 1,18 dolar AS atau 1,2 persen, menjadi 103,23 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan minyak tersebut merosot 5,2 persen dalam perdagangan yang fluktuatif pada Selasa (19/4).
Dana Moneter Internasional pada Selasa (19/4/2022) memangkas perkiraan untuk pertumbuhan global hampir satu poin persentase penuh, mengutip dampak ekonomi dari perang Rusia di Ukraina, dan memperingatkan bahwa inflasi sekarang menjadi "jelas dan menghadirkan bahaya" bagi banyak negara.
Di sisi pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, memproduksi 1,45 juta barel per hari (bph) di bawah target produksinya pada Maret, karena produksi Rusia mulai menurun menyusul sanksi yang diberlakukan oleh Barat, sebuah laporan dari aliansi produsen yang diulas oleh Reuters menunjukkan.
Rusia memproduksi sekitar 300.000 barel per hari di bawah targetnya pada Maret sebesar 10,018 juta barel per hari, berdasarkan sumber sekunder, laporan tersebut menunjukkan.
Pemadaman lainnya menambah kekhawatiran tentang pasokan. National Oil Corporation (NOC) Libya menyatakan force majeure di pelabuhan minyak Brega pada Selasa (19/4/2022), mengatakan tidak dapat memenuhi komitmennya terhadap pasar minyak.
Baca juga: BUMN Pangan telah salurkan sebanyak 27 juta liter minyak goreng ke pasar rakyat
Baca juga: Masyarakat diminta manfaatkan buah kelapa menjadi produk minyak goreng
Berita Lainnya
136 desa di Bengkalis implementasikan Siskeudes-Link melalui CMS BRK Syariah
03 May 2024 17:03 WIB
Pond's gandeng 3 wanita berprestasi untuk kenalkan produk terbarunya
03 May 2024 16:55 WIB
Perang 9 bulan bisa hapus 44 tahun laju pembangunan manusia di Jalur Gaza
03 May 2024 16:39 WIB
Nilai tukar rupiah menguat karena dolar AS lanjut melemah setelah pertemuan FOMC
03 May 2024 16:25 WIB
Flek hitam akibat matahari bisa dicegah dengan menggunakan produk pencerah kulit
03 May 2024 16:21 WIB
Penerbangan dari Bandara Internasional Kertajati ke Singapura dibuka September 2024
03 May 2024 15:52 WIB
Panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental
03 May 2024 15:39 WIB
Menperin Agus Gumiwang pastikan investasi Apple di RI tetap berjalan
03 May 2024 15:16 WIB