Jakarta (ANTARA) - Kantor kepresidenan Korea Selatan meyakini bahwa Korea Utara akan segera menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) paling cepat pada Senin (14/3).
Hal itu diberitakan media lokal Korsel yang mengutip seorang narasumber yang tidak disebutkan namanya.
Ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat di tengah tanda-tanda yang berkembang bahwa Pyongyang akan segera menindaklanjuti ancamannya untuk memulai kembali pengujian ICBM, sebuah pelanggar terhadap moratorium 2017 yang diberlakukannya sendiri.
Baca juga: Presiden RI Joko Widodo ucapkan selamat kepada presiden terpilih Korsel
Kantor Presiden Korsel Moon Jae-in, yang akan habis masa jabatannya, telah memberi tahu presiden terpilih Yoon Suk-yeol bahwa peluncuran uji coba rudal Korut sudah dekat dan tidak akan mengejutkan jika itu terjadi pada Senin, menurut laporan surat kabar Chosun Ilbo.
Komentar tentang kemungkinan uji coba rudal Korut itu disampaikan ketika penasihat keamanan nasional Korsel, Suh Hoon, pada Sabtu (12/3) memberi tahu Yoon tentang berbagai kebijakan luar negeri dan masalah keamanan, kata Chosun Ilbo.
Surat kabar itu mengutip seorang pejabat, yang tidak disebutkan namanya, dari kantor presiden terpilih Yoon.
"(Uji coba rudal) ini sangat dekat sehingga tidak mengherankan jika mereka (Korut) melakukannya pada Senin. Kami menanggapi situasi ini dengan serius," kata laporan surat kabar itu mengutip Suh.
Juru bicara kantor Presiden Moon mengatakan Suh telah memberi penjelasan kepada Yoon tentang gerakan Korut baru-baru ini, termasuk peluncuran rudal belakangan ini dan juga tentang krisis Ukraina.
Namun, jubir kantor itu menolak mengomentari berita Chosun Ilbo.
Juru bicara Yoon, Kim Eun-hye, mengatakan kepada Reuters mungkin ada berbagai pengarahan tertutup untuk presiden terpilih tetapi tidak mengonfirmasi rincian tentang masalah keamanan yang dibahas.
Dalam pengumuman bersama yang jarang terjadi, Amerika Serikat dan Korsel pada Jumat (11/3) mengatakan bahwa Korut menggunakan ICBM terbesar yang pernah ada dalam dua peluncuran rudal baru-baru ini. Korut melakukan itu dengan kedok persiapan peluncuran satelit.
Sistem rudal Korut, yang dikenal sebagai Hwasong-17, diresmikan pada parade militer di Pyongyang pada 2020 dan muncul kembali di pameran pertahanan pada Oktober 2021.
Yoon, yang terpilih sebagai presiden Korsel pekan lalu, telah mengisyaratkan sikap keras terhadap Pyongyang.
Meski tetap terbuka untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Korut yang terhenti, dia mengatakan serangan pendahuluan mungkin diperlukan untuk melawan serangan rudal Korut yang akan segera terjadi.
Yoon juga berjanji untuk membeli tambahan alat pencegat rudal THAAD dari AS.
Sebelum pemilihan, Yoon memperingatkan adanya "tekanan yang lebih kuat dari komunitas internasional jika Korea Utara menembakkan ICBM dengan kedok peluncuran satelit."
Namun, presiden terpilih Korsel itu menolak untuk memberikan komentar tambahan pada Minggu (13/3).
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden RI Joko Widodo ucapkan selamat kepada presiden terpilih Korsel
Baca juga: Jelang pemilu Korsel, Korut uji rudal balistik kesembilan tahun ini
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB