Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) optimistis dapat mencapai target pendapatan Rp8 triliun atau tumbuh 8 persen (yoy) pada akhir tahun 2021.
Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk Adam Gifari dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan, pertumbuhan tersebut seluruhnya bersumber dari kinerja organik yaitu penambahan tower baru, kolokasi dan fiber optik.
Pendapatan tersebut belum memperhitungkan tambahan pendapatan dari PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) yang diakuisisi perseroan melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) pada 1 Oktober 2021.
"Hingga September 2021, kami sudah memperoleh pendapatan Rp6 triliun, dan akan bertambah sebesar Rp2 triliun di kuartal IV-2021, jadi so far pendapatan kami on track sesuai budget yang ditetapkan di tahun ini," ujar Adam.
Adam menyampaikan, apabila memperhitungkan kontribusi dari SUPR yang baru akan dikonsolidasikan per kuartal IV-2021, maka jumlah pendapatan dan EBITDA perseroan akan tercatat tumbuh lebih tinggi.
"Setelah SUPR dikonsolidasikan ke Protelindo, maka akan ada tambahan revenue sekitar Rp2,2 triliun, peningkatan kontrak jangka panjang sebesar Rp10,1 triliun, kenaikan EBITDA hampir Rp1,9 triliun sekaligus penambahan utang seitar Rp24 triliun," kata Adam.
Kontribusi SUPR secara penuh baru akan dicatatkan pada 2022, sementara pada 2021 ini hanya masuk untuk kuartal IV. Sementara dari sisi operasional, TOWR baru akan melakukan integrasi mensinergikan SUPR dengan standar operasi Protelindo setelah merampungkan proses refinancing utang SUPR.
"Kami juga akan melakukan pemantauan atas kebijakan dan staregi keuangan termasuk profil jatuh tempo dan porsi pinjaman kami dengan suku bunga tetap dan suku bunga mengambang. Jadi semuanya akan kami lakukan review secara komprehensif," ujar Adam.
Saat ini Protelindo sebagai anak usaha TOWR tengah melakukan proses penawaran pembelian atau tender offer saham publik atas akuisisi SUPR.
"Tender offer sebagai pengendali baru SUPR sudah berjalan selama 19 hari dan akan berakhir di akhir Desember 2021," katanya.
Adapun terkait belanja modal, Adam belum memastikan jumlahnya sebab menurut dia, belanja modal biasanya disesuaikan dengan permintaan operator terhadap kebutuhan infrastruktur baik menara maupun kolokasi.
"Tetapi biasanya setiap tahun kami membangun sebanyak 500 - 800 tower baru, kalau ditambah kolokasi menjadi sebanyak 2.000 atau lebih," ujar Adam.
TOWR sendiri telah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) saham TOWR untuk jangka waktu 18 bulan ke depan.
Adapun jumlah saham yang akan dibeli sebanyak-banyaknya 2,55 miliar lembar saham.
"Ini merupakan tambahan dari jumlah saham TOWR dalam treasury yaitu sebanyak 2,38 persen lembar saham," kata Adam.