Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bakal meningkatkan investasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dalam rangka menambah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor kelautan nasional.
"Program unggulan kami di 2022 adalah peningkatan investasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, mulai dari peningkatan izin berusaha," kata Plt. Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP Pamuji Lestari dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Baca juga: KKP ungkapkan jumlah PNBP perikanan tangkap 2021 tertinggi sepanjang sejarah
Menurut dia, dalam rangka perizinan berusaha di ruang laut, maka pihaknya juga bekerja sama dengan pihak Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP.
Kerja sama tersebut, lanjutnya, dilakukan antara lain dengan berkoordinasi memberikan peringatan terhadap perusahaan yang tidak berizin atau izinnya sudah kedaluwarsa terkait dengan kawasan ruang laut.
Sedangkan bagi perusasahaan yang belum memiliki izin, lanjutnya, maka diharapkan dapat segera mengurus perizinan berusaha tersebut khususnya ke Ditjen PRL.
Pamuji Lestari mengungkapkan bahwa capaian PNBP Ditjen PRL pada tahun 2021 mencapai lebih dari Rp27 miliar, atau meningkat sekitar 400 persen dibandingkan dengan capaian PNBP Ditjen PRL pada 2020 yang hanya sekitar Rp6 miliar.
Dirjen PRL mengemukakan bahwa capaian PNBP tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Sementara itu, Direktur Perencanaan Ruang Laut KKP Suharyanto menyatakam peningkatan itu antara lain karena berdasarkan UU Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah No 21/2021, KKP diberi kewenangan yang luar biasa terkait perizonan untuj kegiatan kesesuaian pemanfatan ruang di laut sebagai salah satu syarat berusaha.
"Kami semua melakukan pendataan dan monitoring, yang belum punya izin akan kami surati," katanya.
Selain terkait perizinan pemanfaatan ruang laut, Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda menyebut bahwa pihaknya juga mendorong petambak garam memproduksi dan meningkatkan kualitas produk garamnya.
Ia mengakui bahwa dari target produksi garam sebesar 1,5 juta ton pada tahun 2021, yang tercatat hingga kini baru sekitar 800 ribu ton.
Namun, lanjutnya, dengan berbagai program seperti pengembangan sentra garam di banyak daerah, maka pada 2024 diharapkan produksi garam nasional dapat memenuhi kebituhan garam konsumsi dan aneka pangan sehingga tidak lagi tergantung kepada impor.
Terkait dengan investasi, sebelumnya Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh Abdi Suhufan menginginkan berbagai instansi terkait dapat membantu pelaku usaha sektor perikanan di berbagai daerah guna mengakses layanan Online Single Submission (OSS).
"Pelaku usaha perikanan tangkap di sejumlah daerah kesulitan mengakses layanan OSS atau sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik yang dikembangkan oleh Kementerian Investasi," katanya.
Menurut Abdi Suhufan, kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha adalah terkait teknis pembuatan akun OSS dan proses input persyaratan administrasi. Untuk itu, ujar dia, Kementerian Investasi, KKP dan pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi atas pelaksanaan OSS pada sub sektor perikanan tangkap di daerah.
Baca juga: KKP tangkap sebanyak tiga kapal pencuri ikan berbendera Malaysia
Baca juga: KKP perkenalkan situs atau website guna perluas pasar global produk perikanan RI
Berita Lainnya
Nilai tukar rupiah turun jadi Rp16.009 per dolar AS
13 December 2024 17:21 WIB
Dokter ingatkan potensi bahaya terapi dermaroller dan merkuri dalam kosmetik
13 December 2024 17:17 WIB
Pertumbuhan ekonomi Jerman diprediksi akan tetap lemah pada 2025
13 December 2024 17:07 WIB
Gregoria Mariska Tunjung refleksikan dinamika karier sepanjang tahun 2024
13 December 2024 16:22 WIB
Muhaimin Iskandar: Gotong royong harus jadi semangat dalam program JKN
13 December 2024 16:10 WIB
Otorita IKN tanam 600 bibit pohon di Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara
13 December 2024 15:45 WIB
Dinas Pariwisata harap Pameran Foto Celebes jadi pemicu komunitas di Kendari
13 December 2024 15:28 WIB
AHY beri perhatian khusus untuk pembangunan wilayah di Indonesia timur
13 December 2024 15:21 WIB