Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan pelayaran telah melakukan berbagai cara untuk mendukung efisiensi dari ongkos logistik yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
“Logistik pengiriman barang itu melalui berbagai mata rantai. Mulai dari biaya inventori, gudang shipper, trucking, depo, buruh, forwarding atau agen barang, THC pelabuhan dan shipping. Kami di industri pelayaran telah mengambil berbagai langkah efisiensi," kata Carmelita dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pelayaran nasional mulai terpukul, INSA: bisa bertahan saja sudah bagus
Carmelita menjelaskan panjangnya rantai pengiriman barang sejak dari gudang hingga ke lokasi tujuan, menjadikan biaya logistik sulit turun jika hanya mengandalkan efisiensi di pelayaran.
Menurut dia, komponen biaya logistik bukan hanya soal biaya kapal, namun banyak biaya lain yang rantainya lebih panjang seperti ekspedisi.
Lanjut dia, sejak pandemi Covid-19 terjadi pada awal tahun 2020 hingga saat ini, banyak perusahaan pelayaran yang bisnisnya terus mengalami kesulitan. Demi bertahan hidup, banyak perusahaan telah menjual kapalnya atau bahkan menjadikannya besi bekas melalui scrap.
Baca juga: Aktivitas bongkar-muat terganggu, INSA Dumai desak Pelindo keruk dermaga
Carmelita mengungkapkan saat ini perusahaan pelayaran juga dihadapkan pada persoalan biaya operasional yang terus meningkat. Salah satunya berasal dari lonjakan biaya solar yang telah naik hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
"Biaya solar di dalam negeri ini lebih mahal 20 persen sampai 30 persen dibanding harga solar internasional, sehingga biaya operasional terus meningkat. Kenaikan harga solar seperti ini di luar kontrol perusahaan pelayaran," ujarnya.
Baca juga: INSA Desak Pelindo Dumai Keruk Perairan Dermaga
Ia menambahkan, sebagai negara kepulauan, dimana hampir 60 persen populasi penduduknya berada di pulau Jawa, biaya logistik Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai contoh, pelayaran ke luar Jawa saat ini masih mengangkut kontainer kosong saat kembali ke Jawa. Padahal biaya solar saat kapal kembali ke pelabuhan di Jawa harganya sama.
"Kita harus melihat biaya pelayaran itu secara utuh, jangan hanya dilihat sepotong-sepotong. Perusahaan pelayaran juga memiliki kemampuan finansial yang berbeda dan mereka juga lebih banyak mengandalkan modal sendiri untuk menghadapi pandemi yang luarbiasa ini," pungkasnya.
Baca juga: INSA Dumai Tempatkan Anggota Di Posko Pelayanan Angkutan Lebaran Pelabuhan
Baca juga: INSA Dumai tolak penerapan sistem pembayaran nontunai
Berita Lainnya
Google Cloud sediakan platform pelatihan via daring
11 May 2024 15:35 WIB
Serial "Shogun" diperkirakan akan berlanjut ke musim kedua
11 May 2024 15:26 WIB
Korban tewas akibat badai di Brasil selatan naik jadi 116 orang
11 May 2024 15:16 WIB
Akibat banjir, 150 hektare lahan pertanian di Konawe Utara dilaporkan gagal panen
11 May 2024 15:10 WIB
Bandara Samarinda siapkan penerbangan tambahan untuk hadapi 'long weekend'
11 May 2024 14:36 WIB
Bapanas sedang menyiapkan revisi Perpres bantuan pangan untuk atasi kemiskinan ekstrem
11 May 2024 14:19 WIB
Warga Palestina mulai tinggalkan Rafah saat Israel siapkan gempuran
11 May 2024 13:45 WIB
BYD resmi luncurkan kendaraan SUV Sea Lion 07, tambahan untuk seri Ocean
11 May 2024 13:39 WIB