Selatpanjang (ANTARA) - Nur Sakinah, mahasiswa program Pascasarjana UIN Suska asal Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, menjadi salah satu peserta yang mengikuti 2nd Internasional Graduate Student Symposium On Islamic Economics and Finance, Istanbul University, Turki.
Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah ini menjadi salah satu delegasi terpilih dari ratusan pendaftar dari berbagai negara dengan latar belakang yang berbeda-beda seperti akademisi, dosen, mahasiswa, pebisnis, dan peneliti.
Nur Sakinah diundang ke Istanbul,Turki, setelah proposal penelitiannya dianggap menarik karena berkaitan dengan pariwisata halal. Adapun judul yang diangkat adalah "Increasing the role and cooperation of islamic banking in supporting indonesia to become a trendsetter in halal industry (comparative study of Indonesia and Malaysia).
Direncanakan akan ada pertemuan dengan mahasiswa beberapa negara yang sudah mengirimkan hasil penelitiannya.
Acara diselenggarakan selama dua hari yang diikuti 30 peneliti muda dari 20 negara yang berbeda. Para mahasiswa akan mempresentasikan makalah tentang keuangan mikro, zakat, yayasan, praktik pasar modal syariah, kebijakan ekonomi Islam, pemikiran Ekonomi Islam dan masih banyak lagi.
Simposium mahasiswa pascasarjana Ekonomi dan Keuangan Islam Internasional itu laksanakan oleh Pusat Penelitian dan Aplikasi Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Istanbul (ISIFAM).
Setelah namanya keluar untuk mengikuti Simposium Internasional, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim itu mengaku merasa kaget proposalnya dinilai menarik oleh pihak Universitas ternama di Turki.
"Kaget saja nama saya keluar sebagai mahasiswa yang diterima penelitiannya bersama 18 orang lainnya," ujar Nur Sakinah haru.
Ia mengatakan, dirinya diundang kesana dalam rangka
mengadakan symposium atau pertemuan dengan berbagai mahasiswa. Pertemuannya itu untuk membahas topik penelitian yang sudah dibuat masing-masing mahasiswa, kemudian dilakukan penelitian dengan orang disana.
Namun sayangnya, meski diundang Nur Sakinah tidak bisa menginjakkan kakinya ke negara dengan julukan negeri dua benua itu akibatterkendala pandemi COVID-19.
"Karena pandemi, pertemuannya hanya lewat online namun siaran langsung. Nanti disana ada tiga bahasa yang digunakan yakni bahasa Turki, Arab, dan Inggris. Sementara saya mengikuti Symposium hari pertama di sesi 4 dan chairman nya berasal dari Malaysia," jelasnya.
Pertemuan itu dilakukan dengan sistem daring dan memanfaatkan aplikasi zoom yang disiarkan secara langsung. Meski tidak bisa sampai ke Turki, Nur Sakinah mengaku bangga akan bisa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan orang-orang hebat dari seluruh dunia.
"Acaranya selama dua hari, walaupun via online namun kita itu seperti berada ditengah-tengah forum dan seru mengikutinya. Karena kita bisa tahu hasil penelitian dan diskusi dari pandangan mahasiswa diluar negeri," ungkapnya lagi.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB