Pekanbaru siagakan 900 kamar hotel antisipasi lonjakan COVID-19

id Kamar hotel,hotel covid pekanbaru, covid pekanbaru

Pekanbaru siagakan 900 kamar hotel antisipasi lonjakan COVID-19

Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT (ANTARA/HO-Pemko)

Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah KotaPekanbaru menyiagakan 900 an kamar hotel setempat guna mengantisipasi lonjakan kasusCOVID-19 di daerahnya.

"Kini ada sekitar 900 kamar isolasi yang disiapkan pemerintah saat ini jika terjadi kedaruratan COVID-19, jika diperlukan pasien positif diisolasi di fasilitas yang telah dipersiapkan pemerintah," kataWali Kota Pekanbaru Firdaus MT di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan, pasien positif yang melakukan isolasi mandiri tidak dibenarkan lagi isolasi di rumah. Mereka harus isolasi di fasilitas pemerintah guna memudahkan pengawasan.

Sejauh ini sebut Firdaus MT, tempat isolasi milik pemerintah masih mencukupi untuk menampung pasien positif COVID-19. Namun, jika terjadi kedaruratan pemerintah kota berencana akan menggandeng pihak swasta.

"Nanti 900 kamar hotel itu direncanakan akan dikontrak jika hal itu diperlukan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi RiauMimi Yuliani Nazir mengatakan satu hari pascaRaya Idul Adha, kasus terkonfirmasi COVID-19 di wilayah itu turun drastis hingga mencapai 450 kasus, bila dibanding beberapa hari terakhir yang menyentuh angka 999 kasus.

Penurunan kasus positif COVID-19 di Riau karena sampel yang masuk ke laboratorium untuk diuji juga sedikit sehingga hasil positif juga mengalami penurunan. Dan ia berharap kasus positif di Riau tidak naik lagi dengan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan (Prokes).

“Alhamdulillah kasus positif turun drastis, mudah-mudahan terus turun. Penambahan hari ini 453 orang, sesuai dengan pemeriksaan sampel sedikit. Untuk yang meninggal masih tinggi bertambah 24 pasien, rata-rata yang sudah berumur di atas 50 tahun," kataMimi.

Selain yang berusia di atas 50 tahun, juga ada pasien yang bergejala berat dan tidak tertolong saat dirawat di rumah sakit. Bisa jadi yang bergejala berat itu karena terlambat dirawat, di saat sudah kondisi berat dan sesak berat baru dibawa ke Rumah Sakit, inilah yang menyebabkan terlambat penanganannya.

Sementara itu, untuk pasien yang sembuh dan pulang dari Rumah Sakit juga mengalami kenaikan setiap harinya. Kondisi ini dikarenakan banyak pasien yang isolasi menyelesaikan masa isolasi selama 10-14 hari, baik yang ada di tempat isolasi pemerintah, maupun yang isolasi di rumah sendiri. Sejauh ini pasien yang terkonfirmasi positif di Riau, rata-raya dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Karena itu kami tetap mengimbau agar masyarakat disiplin protokol kesehatan dengan menerapkan 5 M jangan kendor, selalulah gunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mencegah mobilitas interaksi, semoga pandemi ini segera berakhir," tukasnya.

Baca juga: Tinjau kurban LP Anak Pekanbaru, ini kata Kanwil Kemenkumham Riau

Baca juga: Pekanbaru perpanjang PPKM 14 hari lagi