PBB Kembali Buka Pintu Bantuan ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan

id Gaza, PBB

PBB Kembali Buka Pintu Bantuan ke Gaza di Tengah Krisis Kemanusiaan

Sebuah alat berat membersihkan puing-puing dari sebuah jalan di Kota Gaza, 19 Oktober 2025. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Markas PBB (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku bersyukur gencatan senjata di Gaza yang rapuh telah dilanjutkan kembali, setelah terjadi pelanggaran akhir pekan lalu, sehingga memungkinkan bantuan kemanusiaan bisa dilanjutkan.

"Kami sangat senang bahwa kedua belah pihak telah menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengimplementasikan gencatan senjata di Gaza dan memuji upaya-upaya yang gigih dari para mediator," ujar Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, pada Senin (20/10).

"Kami tetap prihatin dengan semua aksi kekerasan di Gaza dan serangan yang dilaporkan terjadi kemarin," katanya, melanjutkan.

Baca juga: Mesir desak Hamas dukung rencana keamanan demi masa depan Gaza pascaperang

Dujarric mendesak Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk menghormati semua komitmen mereka, memastikan perlindungan warga sipil, dan menghindari tindakan apa pun yang dapat menyebabkan permusuhan kembali dan merusak operasi kemanusiaan.

"Kami menegaskan kembali seruan Sekretaris Jenderal untuk pengembalian jenazah semua sandera yang meninggal," kata Dujarric.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa mitra-mitranya berhasil melanjutkan distribusi paket makanan kepada ribuan keluarga di Deir al-Balah dan Khan Younis untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

Kantor tersebut mengatakan bahwa Israel pada Minggu (19/10) mengizinkan PBB untuk mengerahkan pemantau di perlintasan Kissufim dan kantor itu menyambut baik perkembangan tersebut guna mendapatkan visibilitas yang sangat dibutuhkan di segmen jalur kemanusiaan itu.

OCHA mengatakan Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Tom Fletcher mengakhiri kunjungannya ke Jalur Gaza pada akhir pekan lalu.

Pada Sabtu (18/10), dia mengunjungi pusat nutrisi Dana Anak-Anak PBB dan menyaksikan beberapa proyek pembukaan jalan yang dilakukan oleh Program Pembangunan PBB.

Fletcher meninggalkan jalur tersebut pada Sabtu yang sama melalui perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem.

Kemudian pada Minggu, dia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, di mana mereka membahas kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar di Gaza.

Mereka juga membahas skema peningkatan bantuan selama 60 hari, pentingnya mempertahankan gencatan senjata, situasi di Tepi Barat, dan jalan menuju perdamaian jangka panjang, kata OCHA.

Di Yerusalem pada Senin, Fletcher bertemu dengan tim negara kemanusiaan PBB di wilayah Palestina yang diduduki, mengumpulkan sekitar 15 badan PBB dan perwakilan dari sekitar 200 organisasi nonpemerintah lokal dan internasional.

Fletcher dan Minderoo Foundation Australia mengumumkan kontribusi sebesar 10 juta dolar Australia (sekitar Rp108 miliar) dari yayasan tersebut untuk upaya kemanusiaan di Gaza, yang diberikan dalam koordinasi erat dengan rencana 60 hari tersebut.

Baca juga: Hamas Kecam Israel: Penutupan Perbatasan Rafah Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata

Di Tepi Barat, OCHA mengatakan bahwa antara 7 hingga 13 Oktober, 71 serangan pemukim didokumentasikan, setengahnya berkaitan dengan musim panen zaitun saat ini.

Insiden-insiden tersebut, yang menimpa warga Palestina di 27 desa, mencakup serangan terhadap para pemanen, pencurian hasil panen dan peralatan panen, serta perusakan terhadap pohon-pohon zaitun, yang mengakibatkan jatuhnya korban dan kerusakan properti.

Sumber: Xinhua

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.