Jenewa (ANTARA) - Lebih dari separuh negara miskin penerima dosis vaksin COVID-19 program COVAX tidak memiliki pasokan yang cukup untuk melanjutkan vaksinasi, menurut pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (21/6).
"Saya akan katakan dari 80 negara AMC setidaknya lebih dari separuhnya tidak akan mempunyai vaksin yang cukup untuk mempertahankan program (vaksinasi) mereka saat ini," kata penasihat senior WHO Bruce Aylward saat konferensi pers, merujuk pada negara yang terikat kontrak program COVAX (AMC) hingga negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurutnya, porsi sesungguhnya kemungkinan "jauh lebih tinggi".
Baca juga: Warga Meranti yang ingin keluar kota harus memiliki sertifikat vaksinasi
Beberapa di antaranya benar-benar habis, lanjutnya.
Krisis tersebut, yang sebagian disebabkan oleh penundaan produksi dan gangguan pasokan India, terjadi saat kasus dan kematian di seluruh Afrika meningkat, yang menjadi bagian dari gelombang ketiga infeksi.
Baca juga: Presiden Joko Widodo tinjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pengguna "Commuter Line"
Baca juga: Menteri Inggris Raya diimbau tidak meluncurkan vaksinasi massal untuk anak
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Pohon tumbang di Jalan Tomang Raya akibat akar yang sudah busuk
18 April 2024 17:00 WIB
Retno Marsudi tegaskan Indonesia tak ingin melihat eskalasi konflik di Timur Tengah
18 April 2024 16:42 WIB
Sambut Hari Bakti Pemasyarakatan, Kanwil Kemenkumham Riau gelar donor darah
18 April 2024 16:28 WIB
53 rumah WNI bakal direlokasi pasca-kesepakatan batas Indonesia - Malaysia
18 April 2024 16:22 WIB
Suho EXO akan gelar konser solo pada 10 Agustus di Jakarta
18 April 2024 15:53 WIB
DPR RI dan Dubes Slovakia untuk Indonesia bahas kerja sama bidang pangan dan energi
18 April 2024 15:42 WIB
TNI AL siapkan KRI Halasan lakukan uji tembak rudal pada Latopslagab 2024
18 April 2024 15:33 WIB
Menimbang opsi terbaik untuk menjaga kestabilan kurs rupiah
18 April 2024 15:05 WIB