Kairo (ANTARA) - Raja Yordania Abdullah pada Minggu (23/5) menekankan pentingnya mengubah gencatan senjata Gaza menjadi kesepakatan damai yang komprehensif.
Menurutnya, tidak ada alternatif untuk solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden janjikan bantuan kemanusiaan, rekonstruksi untuk Gaza
Raja Abdullah menyerukan "peningkatan upaya Arab serta internasional untuk mengubah gencatan senjata menjadi kesepakatan damai yang diperluas guna mendorong solusi politik yang memenuhi hak-hak sah rakyat Palestina", tulis istana kerajaan di Twitter.
Mesir dan Qatar, yang menjalin hubungan dengan Hamas, memimpin upaya kawasan untuk gencatan senjata yang mengakhiri 11 hari pertempuran, di mana bombardir terhadap Gaza menewaskan 232 warga Palestina dan serangan roket menelan 12 korban jiwa di Israel.
Raja Abdullah mengatakan Yordania "menempatkan semua hubungan diplomatik dan kemampuan mereka untuk meneruskan tujuan rakyat Palestina," demikian laporan Kantor Berita Petra.
Ia juga menuturkan bahwa "tidak ada pilihan lain bagi solusi dua negara untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif," tambahnya.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden desak PM Israel untuk segera turunkan ketegangan di Gaza
Baca juga: Bantu korban agresi Israel, MER-C Indonesia kirim tim dokter bedah ke Jalur Gaza
Sumber: Reuters
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Berita Lainnya
Jamaah harus selalu kenakan ID Card agar mudah dikenali oleh petugas jika tersesat
18 May 2024 16:19 WIB
Serangan udara sasar rumah dekat MER-C di Kota Rafah, semua relawan selamat
18 May 2024 16:05 WIB
Otorita pastikan layanan pendidikan di Ibu Kota Nusantara setara Jakarta
18 May 2024 15:58 WIB
Fitur multiview YouTube TV kini telah tersedia di ponsel dan tablet Android
18 May 2024 15:51 WIB
Koops TNI Habema bantu masyarakat pasang lampu jalan tiga distrik di Nduga
18 May 2024 15:41 WIB
Menakar mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah kuartal I
18 May 2024 15:26 WIB
WHO: Sudah 10 hari tidak ada pasokan bahan bakar di Jalur Gaza
18 May 2024 15:21 WIB
BRIN membangun dua unit kapal riset kelautan
18 May 2024 15:11 WIB