Di Dalam Pesawat Air Force One (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (19/5) mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk segera menurunkan ketegangan dalam konflik Gaza menuju gencatan senjata, kata Gedung Putih.
Kedua pemimpin pada Rabu melakukan pembicaraan melalui telepon untuk keempat kalinya dalam sepekan. Pembicaraan pada tersebut berlangsung setelah setelah Netanyahu dikutip oleh media Israel atas pernyataan bahwa ia tidak menetapkan kerangka waktu untuk mengakhiri pertempuran yang berlangsung lebih dari seminggu.
Baca juga: Parlemen Indonesia turut bersuara pada KTT Perubahan Iklim Joe Biden secara virtual
Biden telah menghadapi tekanan yang meningkat, bahkan dari sesama tokoh Demokrat, untuk mengambil peran yang lebih aktif dan terbuka dalam menengahi gencatan senjata antara Israel, sekutu terdekat AS di Timur Tengah, dan kelompok gerilyawan Hamas.
"Kedua pemimpin berdiskusi secara terperinci tentang peristiwa di Gaza, kemajuan Israel dalam menurunkan kemampuan Hamas dan elemen-elemen teroris lainnya, juga upaya diplomatik yang sedang dijalankan oleh pemerintah negara-negara di kawasan serta oleh Amerika Serikat," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre Reporter dalam pernyataan singkat di dalam pesawat kepresidenan Air Force One.
"Presiden menyampaikan kepada perdana menteri bahwa ia mengharapkan ketegangan menurun hari ini menuju gencatan senjata," ujar Jean-Pierre.
Pembicaraan melalui telepon itu berlangsung tak lama sebelum Biden meninggalkan Washington dalam perjalanan ke Connecticut untuk menghadiri upacara kelulusan di Coast Guard Academy.
Pejabat medis Palestina menyatakan sudah 223 orang yang tewas dalam 10 hari pengeboman udara, sementara otoritas Israel mengatakan korban tewas di negara mereka sebanyak 12 jiwa.
Pada hari-hari awal konflik, Biden secara efektif memberikan pasukan Israel lebih banyak waktu untuk menekan serangan mereka terhadap gerilyawan Palestina di Gaza, dengan mengacu pada hak Israel untuk membela diri dari serangan roket dari daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas. Saat itu, Biden juga tidak secara terbuka mendesak agar gencatan senjata dilakukan.
Tetapi, pembicaraan terbaru Biden lewat telepon dan upaya diplomatik semakin ditujukan untuk menekan Netanyahu.
Menanggapi panggilan Biden soal menurunkan ketegangan, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan mereka yang berupaya mengembalikan ketenangan harus "memaksa Israel mengakhiri agresi di Yerusalem dan pengeboman ke Gaza".
"Jika penjajah menghentikan agresi terhadap orang-orang Yerusalem dan mengakhiri pengebomannya di Gaza, mungkin ada ruang untuk membicarakan pengaturan untuk memulihkan ketenangan," ujar Qassem kepada Reuters.
Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai balasan atas apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran hak yang dilakukan Israel terhadap Palestina di Yerusalem selama bulan suci Ramadhan.
Serangan roket berlangsung setelah polisi keamanan Israel bentrok dengan umat di Masjid Al Aqsa di Yerusalem, juga terkait kasus pengadilan oleh pemukim Israel untuk mengusir warga Palestina dari kompleks perumahan di Yerusalem Timur --yang dicaplok Israel.
Baca juga: Gedung Putih: Pemerintahan Joe Biden tidak undang Rusia ke G7
Baca juga: Joe Biden sebut China akan tanggung akibat dari tindakan terkait HAM
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB