Piala Asia, mulai tiket palsu hingga parkir liar

id piala asia, mulai tiket, palsu hingga, parkir liar

Piala Asia, mulai tiket palsu hingga parkir liar

Untuk pertama kalinya, perhelatan sepak bola kualifikasi Piala Asia (AFC) U-22 diselenggarakan di Tanah Air. Kali ini, penunjukan tuan rumah untuk pentas olahraga internasional itu ditujukan ke Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.

Perhelatan olahraga Piala Asial Grup E yang melibatkan enam negara meliputi Indonesia, Singapura, Jepang, Timor Leste, dan Australia serta Makau ini dilangsungkan di dua stadion megah provinsi "kaya minyak" itu. Di antaranya stadion Kaharuddin Nasiotion, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, yang baru saja usai direnovasi secara minimalis, serta Stadion Utama Riau yang berlokasi di Kompleks Universitas Riau (UR), juga di Pekanbaru.

Pergelarannya telah dimulai sejak tanggal 5 Juli 2012 dan rencananya akan dilaksanakan hingga 15 Juli 2012. Dalam laga babak kualifikasi Piala Asia ini, panitia penyelenggara menyajikan sebanyak 15 kali pertandingan yang dibagi menjadi lima hari.

Setiap tiga pertandingan digelar pada hari yang sama, dua di antaranya berlokasi di Stadion Utama Riau, sementara satu lainnya dilaksanakan di Stadion Kaharuddin Nasution.

Pertandingan perdana dibuka di dua stadion sela waktu yang sama yakni pukul 16.00 WIB, baik Stadion Kaharuddin Nasution maupun Stadion Utama Riau. Untuk laga mempertemukan Singapura "versus" Timor Leste dilaksanakan di Stadion Utama dan Jepang-Makau di Stadion Kaharuddin Nasution.

Sementara untuk Indonesia melawan Australia baru dilaksanakan pada malam hari di Stadion Utama Riau yang bertekstur minimalis karena belum seratus persen selesai di pekerjakan.

Pada laga pertama, tim tuan rumah harus rela kehilangan poin setelah ditekuk tim kuat Australia dengan skor 0-1. Sementara tim kuat lainnya, Jepang, berhasil memenangkan pertandingan dengan skor telak atas Makau, 6-0. Kemudian Singapura berhasil mengungguli Timor Leste dengan skor 2-1.

Dilaga kedua yang dilaksanakan tanggal 7 Juli 2012, "dewi fortuna" berbalik mengarah ke Timnas Garuda Muda yang berhasil memenangkan pertandingan atas Timor Leste, 2-0. Sementara dilaga berbeda yang mempertemukan Jepang-Singapura berakhir untuk kemenangan "negeri sakura", 3-1. Kemudian dipertandingan lainnya, Australia berhasil unggul atas Makau dengan skor 3-2.

Kemenangan Garuda Muda bahkan terus berlanjut di laga ketiga yakni ketika berhadapan dengan tim yang digembar gemborkan sebagai bakal calon juru kunci di Grup E, yakni Makau.

Walau dengan skor tipis, 2-1, Garuda Muda asuhan Pelatih Aji Santoso dan Asisten Pelatih Widodo C Putro serta Liestiadi melaju dengan gagah dan berkesempatan untuk lolos ke babak selanjutnya.

Terlebih ketika tim kuat Australia harus puas bermain imbang tanpa gol dengan Timnas Singapura dan tim kuat Jepang kembali unggul atas Timor Leste dengan skor tipis 1-0.

Pada klasmen sementara, Garuda Muda asuhan Aji Santoso masih menetap diperingkat ketiga dibawah Jepang dan Australia dengan poin enam.

Namun disayangkan, kendati meraih kemenangan atas Timor Leste di laga kedua, animo penonton atau suporter Timnas Indonesia saat laga ketiga melawan Makau di Stadion Utama Riau justru menurun drastis.

Dari kapasitas penonton di Stadion Utama Riau yang mencapai 40.700 kursi, diperkirakan hanya terisi kurang dari 30 ribu penonton saja yang terdiri dari berbagai kalangan.

Koordinator Penjualan Tiket Piala Asia U-22 Grup E di Pekanbaru, Faisal, mengatakan, dari sekitar 35 ribu tiket yang disediakan untuk khalayak umum, hanya terjual sekitar 28 ribu saja.

Selebihnya, atau sekitar seribuan penonton yang berada di tribun kelas II dan VIP merupakan dari kalangan pejabat, wartawan dan pihak panitia serta penyelenggara.

Tiket Palsu

Faisal dalam pemantauan di tiga laga Timnas Garuda Muda mengakui, pihaknya menemukan sejumlah indikasi kecurangan. Salah satunya yakni adanya tiket masuk yang diduga palsu.

Untuk mengantisipasinya, panitia akan mengawasi dengan ketat pintu masuk stadion yang menjadi lokasi turnamen dengan melibatkan sejumlah aparat kepolisian dan TNI.

Faisal menjelaskan, peredaran tiket palsu mulai ditemukan ketika laga kedua digelar, di mana Garuda Muda Indonesia bertanding menghadapi Timor Leste di Stadion Utama Riau, Sabtu (7/7) dan berlanjut hingga pertandingan berikutnya.

Menurut dia, ada cukup banyak tiket palsu yang terdeteksi, namun akibat kurangnya pengawasan, beberapa pengunjung yang menggunakan tiket tersebut lolos masuk.

"Kami juga mengimbau kepada sejumlah warga untuk membeli tiket pertandingan Piala Asia di loket resmi kami yang dibuka di lokasi pertandingan atau di luar Stadion Utama Riau dan Stadion Kaharuddin Nasution, Kecamatan Rumbai," katanya.

Warga sebaiknya juga jangan percaya dengan tiket-tiket yang dijual pihak-pihak tak bertanggung jawab di luar manajemen, terlebih harga yang ditawarkan lebih murah ketimbang yang dijual di loket resmi.

Jika didapati tiket tersebut palsu, kata Faisal, maka pihaknya akan melakukan pelarangan atau tidak memperbolahkan warga tersebut masuk ke stadion.

"Untuk diketahui, bahwa pada tiket asli babak kualifikasi Piala Asia terdapat kode atau nama yang nantinya akan terdeteksi oleh alat detektor. Jika kode tersebut tidak ada atau justru salah, maka berarti tiket tersebut adalah palsu," katanya.

Oleh sebab itu, kata dia, warga yang ingin menyaksikan pertandingan antara Indonesia melawan Jepang yang akan di gelar malam ini, sekitar pukul 19.30 WIB, sebaiknya membeli tiket di loket-loket resmi yang telah disediakan yakni di Stadion Utama Riau.

Jumlah tiket yang dijual menurut Faisal tidak jauh berbeda dengan laga sebelumya, yakni 90 persen dari jumlah kursi yang tersedia atau sekitar 35 ribu tiket.

"Untuk kelas III yang seharga cuma Rp25 ribu, akan dijual sebanyak 23 ribu atau sebanyak 2.000 lainnya akan disisakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Sementara selebihnya atau sekitar 10 ribu tiket terdiri dari kelas II dan VIP yang juga dijual di loket-loket resmi dengan harga yang tentunya lebih mahal.

Parkir Liar

"Pernak-pernik" negatif perhelatan kualifikasi Piala Asia di Pekanbaru, Riau, tidak cukup sampai di situ. Bahkan, sejumlah pihak yang mengatasnamakan sejumlah organisasi yang berada di "Kota Bertuah" membuka lahan pemasukan ilegal mereka dengan memanfaatan perparkiran di lokasi stadion.

Tidak tangung-tangung, pungutan biaya parkir kendaraan untuk roda dua, per unitnya dimintai biaya sebesar Rp10 ribu, sementara untuk roda empat mencapai Rp15 ribu per unit.

Keberadaan sejumlah pihak yang memungut biaya parkir tidak wajar ini menimbulkan keluhan yang luar biasa bagi banyak kalangan masyarakat pecinta bola.

Seperti yang dikatakan Nurmadi (33). Warga Pekanbaru ini mengaku sempat bertengkar mulut dengan petugas parkir di halaman Stadion Utama Riau yang memaksanya untuk mengeluarkan uang Rp10 ribu atas biaya parkir sepeda motor yang ditungganginya.

"Besar banget, saya sempat bertengkar dengan petugas parkir. Padalah, biaya parkir yang tertera dalam karcis hanya Rp3.000," katanya.

Pernyataan mengeluh dengan keberadaan pemungut biaya parkir liar tersebut juga diungkapkan Rudi (23). Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada Universitas Riau ini mengharapkan pemerintah daerah segera bertindak dan menertibkan parkir liar di Stadion Utama Riau.

"Jangan salah, akibat ulah segelintir orang yang memanfaatkan keadaan ini, warga akan malas menyaksikan pertandingan Indonesia. Dukungan akan malas kami berikan kalau panitianya berantakan seperti ini," katanya.