Pekanbaru (ANTARA) - Komisi II DPRD Provinsi Riau menerima kunjungan dari sejumlah asosiasi petani ubi di Provinsi Riau yang mengeluhkan kerugian akibat turunnya harga jual ubi menjadi Rp830 per kilogram sementara biaya produksi diperkirakan mencapai Rp1.075 per kilogram.
Ketua Umum Tani dan Nelayan Indonesia (Tanindo) Provinsi Riau, Basriman saat rapat dengar pendapat menceritakan kondisi tersebut, dan meminta solusi dari Pemerintah Provinsi Riau dan DPRD Riau untuk memfasilitasi pemasaran harga jual ubi ke perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah tersebut. Menurutnya, bahkan karena mengalami kerugian, petani membiarkan ubi hasil panen membusuk di kebun karena mengalami kerugian sebesar Rp245 per kilogramnya.
"Kedatangan kami disini untuk menyampaikan kondisi yang dialami oleh petani. Persoalannya terkait harga jual yang tidak masuk perhitungan dan jauh di bawah harga produksi. Jangankan upah keringat, uang modal saja tidak kembali," ucap Barisman.
Dia menceritakan, masyarakat awalnya mulai menggeluti usaha ubi kayu dikarenakan banyaknya permintaan oleh salah satu perusahaan tapioka yang ada di Kandis, sehingga tidak sedikit warga beralih profesi sebagai pelaku usaha ubi kayu untuk menambah pendapatan mereka sehari-hari.
"Untuk di daerah RimboPanjang, ada sekitar 10 hektare lahan yang sudah kami tanami ubi. Dengan keuntungan yang cukup menggiurkan dari usaha ini, banyak masyarakat yang beralih menanam ubi kayu.
Namun apa yang kami lakukan jauh dari yang kami diharapkan, ubi yang kami hasilkan dihargai dengan sangat murah. Sekarang kami tinggalkan dan kami biarkan membusuk di sana," sebutnya.
Baca juga: Hujan-hujanan, Bupati Siak ikut tanam perdana ubi racun di Tualang
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Riau M. Arpah berharap agar perusahaan bisa menampung produksi ubi kayu masyarakat dengan harga tinggi. Dia juga mengimbau perbankan memberikan modal usaha bagi petani.
"Perlu dibangun kemitraan khusus dengan perusahaan-perusahaan yang di Riau. Sehingga harga komoditas ubi naik di pasaran, dan petani kita sejahtera," ucapnya.
Untuk mencari solusi DPRD Riau turut mengundang sejumlah perusahaan seperti PT Arindo Citra Subur, Indofood, PT RAPP dan PT Indah Kiat. Karena Perusahaan masih membutuhkan bahan baku dari singkong dan diharapkan bahan baku yang diproduksi masyarakat ini bisa tertampung di sejumlah perusahaan besar di kawasan setempat.
Baca juga: Mustahik binaan Baznas Riau panen raya ubi
Baca juga: Es Krim Ubi Jalar Ungu, Nikmati Makanan Antioksidan "Jaman Now"
Berita Lainnya
DPRD Riau minta Disdik antisipasi calon siswa "titipan" saat PPDB
02 May 2024 18:33 WIB
Suara NasDem Riau naik 105 persen, rebut dua kursi pimpinan DPRD kabupaten
08 April 2024 21:31 WIB
Repol : Bulan puasa tak jadi penghalang tampung aspirasi rakyat
30 March 2024 10:35 WIB
DPRD Riau telusuri dugaan jual beli lahan manggrove di Meranti
15 March 2024 13:52 WIB
Anggota DPRD Riau minta pemprov perbaiki jalan rusak di Rohul
14 March 2024 14:00 WIB
GALERI FOTO - Komisi V DPRD Riau kunjungan observasi ke Disdik Kepri
08 March 2024 10:15 WIB
Gantikan Sulastri, Kartika Roni dilantik sebagai Anggota DPRD Riau
07 March 2024 15:18 WIB
Komisi III DPRD Riau bakal evaluasi BUMD merugi
06 March 2024 18:17 WIB