Rengat (ANTARA) - Bupati Indragiri Hulu, Riau Ade Agus Hartanto menjenguk sejumlah korban dugaan keracunan makanan yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari, Pematang Reba, Senin.
Pasien keracunan makanan yang terjadi, Selasa (20/10) pada saat acara Festival Literasi 2025 yang dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Inhu.
"Kami mohon maaf, semua ini tentu tidak diinginkan. Kita doakan agar seluruh pasien segera pulih,” kata Bupati Ade di Rengat, Selasa.
Festival literasi tahun 2025 di gelar Selasa (20/10) - Kamis (23/10) di Halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Inhu berjalan sukses.
Namun, diluar dugaan, festival itu diwarnai dengan sejumlah anak - anak dan dewasa mengalami keracuan setelah acara makan - makan.
Sedangkan, penyebab keracunan itu belum di ketahui pada saat itu, walaupun korban sempat dibawa ke Puskesmas terdekat.
Beberapa pasien mendapat perobatan di RSUD Indrasari Pematang Reba. Bupati Ade pada Senin (27/10) menjenguk satu per satu korban mulai dari pasien anak dan dewasa.
Ia memberikan semangat, motivasi kepada orang tua maupun kerabat yang menemani pasien agar tetap optimis dan sabar.
"Mayoritas keluhan dari pasien mulai dari gejala diare, muntah dan demam," ujarnya
Menurutnya, atas peristiwa ini Pemkab Inhu telah menetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan status tersebut, semua pembiayaan perawatan pasien akan ditanggung pemerintah.
Menyikapi kendala yang sempat dialami pasien, Bupati Ade Agus Hartanto menghimbau kepada seluruh rumah sakit agar jangan terlalu kaku menerapkan prosedur ketika ada kondisi darurat seperti ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadisperpus) Veni Dwipasari mengatakan, sejak hari pertama indikasi kasus keracunan muncul, pihaknya langsung berkoordinasi bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan langkah penanganan cepat.
"Kami langsung memberikan data dan hari itu juga Dinkes langsung menurunkan Tim Gerak Cepat. Dan tertanggal 22/10/2025 SK KLB langsung ditetapkan," ujarnya.
Berkaitan dengan peristiwa itu, Dinas Kesehatan menyebutkan, atas laporan, sejak hari pertama pihaknya langsung lakukan penyelidikan epidemiologi awal. Selanjutnya, upaya penanggulangan KLB keracunan pangan dilakukan.
"Dinkes juga melakukan inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) pada catering penyedia makanan," sebut Plh Dinas Kesehatan Sandra.
Selain itu, melakukan penyuluhan kesehatan guna pencegahan perluasan kasus. Saat ini, sampel makanan, muntahan dan tinja sedang diperiksa di Labkesda Provinsi Riau untuk mengetahui penyebab pasti keracunan.
Langkah peningkatkan kesiapsiagaan dengan menambah ruang rawat dan membuka layanan 24 jam di puskesmas rawat inap maupun rawat jalan juga dilakukan.
Sebelumnya, Kepala BPOM Inhu Veramika Ginting melalui seluler menjelaskan, sesuai dengan prosedur penanganan kasus KLB pangan, pihak BPOM berperan melakukan pengambilan sampel sisa makanan.
Untuk pengujian laboratorium, serta pemeriksaan di dapur tempat pengolahan makanan. Namun, dalam kasus tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru menerima laporan pada Kamis (23/10) dan langsung berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
"Sayangnya, tidak ditemukan sisa makanan yang dapat dijadikan bahan pemeriksaan laboratorium," ujarnya.
Karena tidak ada sisa makanan yang bisa diperiksa, BPOM belum bisa memastikan penyebab pasti terjadinya keracunan pangan tersebut. ***
