Selatpanjang (ANTARA) - Seorang balita di Kabupaten Kepulauan Meranti yang ikut diisolasi bersama orangtuanya, dilaporkan saat ini kondisinya masih dinyatakan negatif tertular COVID-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri, saat ditemui ANTARA di ruang kerjanya, Selasa, mengungkapkan setelah diperiksa dengan rapid antigen, balita berusia satu tahun setengah itu masih tetap negatif.
"Secara logika anak tersebut masih menyusui, ayah dan ibunya positif terpapar COVID-19, setelah diperiksa dengan antigen anak itu negatif dan saat ini dalam keadaan baik-baik saja, seharusnya dia terkontaminasi," ujar Fahri.
Diakui Fahri, orangtua dari balita tersebut tidak mau meninggalkan buah hatinya meski mereka sedang menjalani isolasi selama 14 hari karena agar tidak terjadi penularan seharusnya bisa diserahkan ke Dinas Sosial untuk dirawat sementara waktu hingga orangtuanya selesai di isolasi.
"Yang merawatnya itu tidak ada. Jadi ayah dan ibunya tidak mau anaknya ditinggal. Seharusnya bisa diserahkan ke Dinas Sosial untuk dirawat, tapi mereka tidak mau. Iya harus bagaimana lagi, sebenarnya mereka tidak berkomitmen menerima risiko itu," jelasnya.
Menurutnya, menyusui tidak ada hubungan bisa tertularnya virus asal Wuhan itu. Karena metode transmisi COVID-19 adalah melalui percikan droplet atau percikan air liur orang yang sakit saat batuk atau bersin.
"Kalau ibunya safety dengan menggunakan masker dan mencuci tangan saat merawat bayinya, saya pikir tidak masalah. Namun, pemikiran kita dan masyarakat lain tetap khawatir, sedangkan mereka orangtuanya tidak mempermasalahkannya, karena siapa juga yang mau dalam kondisi seperti itu," kata Fahri menambahkan.
Fahri menuturkan, balita tersebut sekarang berada di Balai Latihan Kerja (BLK) bersama orangtuanya yang di isolasi. Pihaknya akan tetap mem-follow up atau terus memantau kondisinya.
"Jika orangtuanya sudah keluar, anaknya tetap kita follow up, takutnya positif tertular. Masa perawatan bisa ditambah lagi untuk pengawasan di rumah kalau orangtuanya sudah selesai diisolasi, sebab anaknya ini meragukan," ungkapnya.
Dapat disampaikan pula, balita tersebut merupakan putra dari AHD (46) dan F (36), sepasang suami isteri (pasutri) yang dinyatakan Orang Tanpa Gejala (OTG) terkonfirmasi terpapar COVID-19 beberapa waktu lalu, dan di isolasi di BLK Dinas Sosial Kepulauan Meranti.
Dari data sebaran kasus COVID-19 di Kepulauan Merantiper 16 Maret 2021 ada sebanyak 34 orang yang positif terpapar COVID-19. Sebanyak 14 orang di isolasi di RSUD Kepulauan Meranti dan 20 orang berstatus OTG di isolasi di BLK.
Jumlah akumulatif yang terpapar COVID-19 sebanyak 309 orang. Di antaranya komorbid atau probable sebanyak 13 orang, meninggal 12 orang, dan yang sembuh 269 orang.
Berita Lainnya
Kepulauan Meranti berada di zona aman COVID-19
03 February 2023 16:12 WIB
Kapolres Meranti dapat reward dari Kapolda Riau
14 April 2022 18:20 WIB
Bupati Meranti ajak warga ujung pulau ikuti vaksin
22 February 2022 14:14 WIB
Antisipasi kasus baru, Satgas COVID-19 Meranti cek ruang isolasi
10 February 2022 23:33 WIB
Usai Imlek, ribuan pendatang di Kepulauan Meranti diskrining
07 February 2022 17:49 WIB
Warga Meranti di penyeberangan dimintai tidak abai prokes
25 January 2022 16:16 WIB
Vaksinasi COVID-19 anak agar tidak terjadi klaster baru
12 January 2022 16:39 WIB
Anak polisi usia 6-11 tahun di Meranti mulai divaksin COVID-19
11 January 2022 17:07 WIB