Selatpanjang (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan pengecekan ruangan isolasi di RSUD dan Balai Latihan Kerja (BLK) Selatpanjang, sebagai antisipasi terjadinya kasus baru.
Langkah itu merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi Forkopimda provinsi Riau dan Forkopimda kabupaten/kota beberapa hari lalu.
Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Kepulauan Meranti, AKBP Andi Yul LTG meminta agar pihak RSUD dan pengelola isolasi BLK untuk selalu dalam kondisi siaga. Ini kata dia, sebagai langkah antisipasi jika terjadi kasus terkonfirmasi positif.
Diharapkannya juga agar ruangan isolasi tersebut selalu dibersihkan dan ditata kembali, sehingga dapat digunakan setiap saat.
"Baik di RSUD maupun BLK harus tetap siaga. Untuk itu, kita minta agar ruangan isolasi yang ada dibersihkan. Bila ada bagian yang rusak agar diperbaiki, terutama kamar dan tempat tidurnya," ucap Andi Yul yang juga selaku Kapolres Kepulauan Meranti, Kamis.
Saat pengecekan tersebut, ia didampingi Kabag Ops Kompol Yudi Setiawan. Hadir juga Direktur RSUD Kepulauan Meranti dr Prima dan staf, Kabid P2P Dinas Kesehatan Zulham Efendi.
Untuk saat ini, total ketersediaan tempat tidur yang digunakan untuk perawatan dan ruang isolasi pasien COVID-19 di dua tempat tersebut sebanyak 171 unit.
Rinciannya, untuk ruangan isolasi di RSUD ada sebanyak 60 unit tempat tidur yang terdiri dari 35 unit di ruangan isolasi lama, 21 unit penambahan baru, dan ICU berjumlah empat unit dengan dua ventilator.
Sedangkan di BLK terdapat sebanyak 34 unit tempat tidur. Kemudian di seluruh Puskesmas ada sebanyak 77 tempat tidur.
Dari data yang dilansir melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti, sebaran COVID-19 nihil kasus sejak Oktober 2021 silam.
Namun pada pekan pertama Februari 2022 muncul satu kasus di Tanjung Samak, Kecamatan Rangsang setelah dinyatakan reaktif antigen. Pasien tersebut sudah diisolasi di Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif dari tenaga kesehatan.
"Akhir pekan kemarin kami mendapati seorang suspek dari Tanjung Samak. Ia dinyatakan positif setelah reaktif antigen. Untuk sampelnya telah kita kirim. Hasil PCR belum keluar dan kami masih menunggu," ujarnya.
Dari pasien itu, terdapat 10 orang kontak erat yang telah diperiksa. Namun ia membeberkan tidak didapati pasien yang memiliki gejala sama. "Tidak ada yang memiliki gejala dari sepuluh orang kontak erat," sebutnya.
Meski begitu, kata Fahri, langkah-langkah pencegahan dan persiapan pengendalian konsisten dilakukan oleh Satgas. Selain skrining pencegahan pelanggaran prokes dan percepatan vaksinasi juga dimaksimalkan.