COVID-19 meningkat, Satgas Meranti siapkan ruang isolasi cadangan

id Covid meranti, meranti, kepulauan meranti

COVID-19 meningkat, Satgas Meranti siapkan ruang isolasi cadangan

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito saat menjalani vaksinasi COVID-19 dosis pertama. (ANTARA/Rahmat Santoso)

Selatpanjang (ANTARA) - Tim Satgas COVID-19 Kabupaten Kepulauan Meranti berupaya mencari alternatif untuk menyiapkan ruangan isolasi cadangan atau tambahan mengingat kasusnya meningkat.

Dengan jumlah kasus positif yang meningkat saat ini membuat ruang isolasi di RSUD dan BLK penuh. Jika lonjakan masih terus terjadi, maka akan kekurangan tempat isolasi.

Dalam rapat darurat COVID-19 akhir pekan lalu, beberapa tempat yang telah disepakati untuk dijadikan ruangan isolasi tambahan yakni, SDN 01 Tebingtinggi dan barak (mess) pasukan di Polsek Tebingtinggi namun belum memiliki tempat tidur.

Pihak RSUD langsung memberikan solusi terbaik karena di gudang RSUD terdapat beberapa tempat tidur yang masih layak digunakan nantinya di ruang isolasi tambahan tersebut.

Sementara untuk ruang isolasi di sejumlah kecamatan, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti dr Misri Hasanto menyebutkan tujuh dari 10 Puskesmas bisa dijadikan tempat isolasi. Seperti halnya di Puskesmas Alai yang saat ini menjadi ruang isolasi bagi 12 pasien positif COVID-19.

"7 dari 10 puskemas statusnya sudah rawat inap. Ruang rawat inap ini bisa kita jadikan sebagai ruang isolasi," ucapnya.

Dengan dijadikannya sebagai ruang isolasi nantinya, maka tujuh puskesmas tersebut akan tutup. Namun tetap bisa memberikan pelayanan dengan status darurat,

"Walaupun tutup, namun UGD (Unit Gawat Darurat) masih bisa tetap buka," ujar Misri lagi.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto juga meminta kepada Dinas Kesehatan agar tetap mencari alternatif lain untuk isolasi. Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

"Siapkan juga skema perencanaan isolasi sampai ke tingkat mandiri. Kalau membludak dan tidak ada tempat isolasi lagi, bagaimana tata cara dan standar untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing. Pengawas untuk isolasi mandiri juga bisa melibatkan RT dan RW. Sehingga proses penanganan kasus bisa kita lakukan secara maksimal," pungkas Eko.

Baca juga: Warga diimbau tetap waspada aksi kejahatan saat Ramadhan

Baca juga: Polisi masih temukan warga yang bandel tak gunakan masker