Jakarta (ANTARA) - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan memaparkan kebijakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang dilakukan pemerintah agar bisa memenuhi target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 5,7 persen pada 2021.
"Pertama kita mencoba untuk melakukan optimalisasi SBN Rupiah dengan tenor menengah panjang untuk mitigasi risiko refinancing. Nah kira-kira proporsi SBN domestik tahun ini sekitar 80-85 persen ” katanya dalam diskusi media daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Perry Warjiyo: BI beli SBN pemerintah sebesar Rp13,66 triliun hingga awal 2021
Baca juga: Kemenkeu buka seleksi untuk isi jabatan Direktur dan Wakil Direktur PKN STAN
Kemudian kebijakan penerbitan kedua, yakni SBN valas dijadikan pelengkap untuk menghindari dan mengurangi risiko crowding out of effect namun dengan tetap memperhatikan cost of fund.
Deni mengungkapkan proporsi SBN global tahun ini berada pada angka 12 persen sampai 15 persen. Selain itu, SBN ritel turut menjadi sasaran pemerintah baik konvensional maupun syariah.
"Kita juga melihat potensi dari SBN ritel untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan, jadi proporsi untuk SBN ritel antara 4-6 persen," ungkapnya.
SBN ritel pada 2020, lanjut dia, berhasil mengumpulkan Rp76 triliun dan pada 2021 ini diharapkan bisa mendapatkan sekitar Rp70 triliun hingga Rp80 triliun.
Sedangkan kebijakan penerbitan SBN keempat, melalui private placement secara terukur dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan dan kondisi kas negara.
Sebagai langkah terakhir adalah melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dalam pemenuhan target penerbitan SBN.
“Pada 2021 ini masih berlaku SKB pertama di mana Bank Indonesia berperan sebagai stand by buyer di pasar perdana SBN dalam rangka menjaga stabilitas pasar SBN,” ujarnya.
Pemerintah bersama DPR telah menetapkan bahwa defisit APBN 2021 sebesar 5,7 persen sehingga membutuhkan pembiayaan sebesar Rp1.006 triliun, tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1.039 triliun. Secara umum pembiayaan akan dilakukan melalui dua sumber utama yakni penerbitan SBN dan melalui pinjaman.
Baca juga: Siswa SD Pekanbaru belajar bersama Sri Mulyani Indrawati secara virtual
Baca juga: Kemenkeu ungkap penyebab PMN 2020 baru dapat terealisasi Rp16,95 triliun
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB