Pekanbaru, (AntaraRiau-News) - Fakultas Teknik Universitas Islam Riau (UIR) di Kota Pekanbaru, Riau, menerapkan teknik manajemen energi alternatif dengan menggunakan tenaga surya dan mikrohidro sebagai sumbar pembangkit listrik.
"Diharapkan dengan energi alternatif untuk pembangkit listrik ini kita bisa menghemat biaya untuk listrik di kampus sampai 30 persen," kata Dekan Fakultas Teknik, Prof. Dr. Sugeng Wiyono, kepada ANTARA di Pekanbaru, Minggu (15/4).
Ia menjelaskan, Fakultas Teknik UIR kini tengah merancang jaringan listrik dengan energi surya dan mikrohidro dengan daya kapasitas terpasang yang ditargetkan mencapai 30 kilovolt ampehere (Kva). Energi itu dihasilkan paling besar dari listrik tenaga matahari.
Sedangkan, tambahan listrik lainnya berasal dari pembangkit mikrohidro yang berasal dari air.
"Bayangkan saja, kalau energi ini bisa menerangi seluruh universitas kita bukan hanya melakukan penghematan dari membayar listrik, tapi juga mengurangi ketergantungan dari BBM yang selama ini masih menjadi bahan bakar pembangkit listrik PLN," katanya.
Pembantu Dekan I, Ir M. Natsir D. Mt, menjelaskan teknologi tenaga alternatif awalnya dikembangkan di gedung baru fakultas teknik. Di bagian atap gedung, lanjutnya, dipasang hingga enam panel surya untuk menyerap panas menjadi listrik hingga 10 Kva.
"Dari listrik tenaga matahari itu kita bisa mengoperasikan daya listrik untuk tujuh ruang kelas, satu auditorium ukuran, dan tiga laboratorium," katanya.
Menurut dia, pengembangan energi listrik tersebut bekerjasama dengan perusahaan dari Spanyol, PT Sunco untuk membantu panel surya dan jaringan. Ia mengatakan batre yang digunakan untuk panel surya mendapat garansi hingga lima tahun.
Sedangkan, untuk energi mikrohidro, ia menjelaskan metode yang digunakan adalah energi surya yang dihasilkan digunakan untuk memompa air yang tersimpan di bagian bawah gedung. Menurut dia, pihak kampus sengaja membuat kolam di bawah lantai dasar untuk menampung sekitar 78 meter kubik air yang digunakan untuk pembangkit mikrohidro.
Prinsip yang digunakan adalah air yang dipompa pada siang hari akan ditampung di lantas atas, dan akan dialirkan ke bawah untuk menggerakan turbin yang bisa menghasilkan listrik sekitar 1.000 watt.
"Jadi pada siang hari listrik berasal dari tenaga surya, sedangkan pada malam hari kita ganti dengan tenaga mikrohidro yang dayanya lebih kecil tapi mampu untuk menerangi penerangan jalan dan bangunan kampus," ujarnya.
Menurut dia, Fakultas Teknik UIR juga berencana untuk melakukan penelitian dalam pengembangan listrik tenaga matahari terutama dalam penelitian batre penyimpan. Sebab, ia mengakui kendala penggunaan listrik tenaga surya adalah pada batre yang cepat sekali rusak dan harganya cukup mahal.
Berita Lainnya
Alumni UIR Pekanbaru diduga dilecehkan oleh oknum Dekan, kampus langsung pecat
29 August 2024 15:51 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB