Pekanbaru (ANTARA) - Neraca perdagangan di Provinsi Riau pada kurun Januari-Oktober 2020 mengalami surplus sebesar 9,78 miliar dolar AS, yang artinya nilai ekspor dari daerah berjuluk "bumi lancang kuning" itu lebih tinggi ketimbang barang masuk atau impor.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Jumat, mengatakan surplus terjadi karena sumbangan ekspor minyak dan gas atau migas, maupun ekspor nonmigas.
"Surplus neraca perdagangan dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar 9,47 miliar dolar AS, dan sektor migas 303,91 juta dolar AS," katanya.
Dari sisi volume perdagangan, lanjutnya, periode Januari-Oktober 2020 mengalami surplus sebesar 17,2 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor nonmigas sebesar 16,2 juta ton dan sektor migas sebesar 1,03 juta ton.
Ia mengatakan secara keseluruhan ekspor Riau pada Januari-Oktober naik 8,50 persen dibandingkan tahun lalu. Ekspor Riau masih didominasi ekspor nonmigas yang kontribusinya mencapai 96,42 persen dari total ekspor. Ekspor nonmigas tetap meningkat di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Sedangkan, ekspor migas yang mencapai 390 juta dolar AS, mengalami penurunan 39,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 69,40 persen. Meskipun begitu, ekspor industri pengolahan hasil minyak naik sebesar 11,35 persen pada periode tersebut.
"Selama Januari-Oktober 2020, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 8,50 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor nonmigas sebesar 11,75 persen, meskipun ekspor migas turun," katanya.
Baca juga: APBD Riau 2021 prioritas untuk pemulihan ekonomi dari dampak pandemi
Baca juga: Jaringan komunikasi sangat penting untuk pemberdayaan ekonomi pekerja migran
Baca juga: Sentra ekonomi kreatif dibangun di LAM Riau, Gubri letakkan batu pertama