Puluhan guru dan pengawas sekolah di Riau belajar menulis berita

id Guru belajar menulis, tanoto foundation, bayu agustari adha

Puluhan guru dan pengawas sekolah di Riau belajar menulis berita

Suasana pelatihan praktek jurnalistik kepada guru dan pengawas sekolah mitra Tanoto Foundation. (ANTARA/HO-Tanoto Foundation)

Pekanbaru (ANTARA) - Penyajian informasi saat ini menjadi penting agar sesuatu dapat diketahui dunia. Untuk itu diperlukan juga suatu keterampilan dalam mengelola informasi tersebut.

Tak terkecuali juga bagi yang berkecimpung di dunia pendidikan. Seperti yang dilakukan di Provinsi Riau ini di mana 29 guru dan pengawas sekolah mitra Tanoto Foundation mengikuti Pelatihan Penulisan Jurnalistik melalui Aplikasi Zoom, Selasa (27/10/2020).

Dalam kesempatan itu hadir sebagai pemberi materi praktik jurnalistik yakni kontributor LKBN ANTARA Biro Riau, Bayu Agustari Adha. Dia menyampaikan secara rinci mekanisme penulisan berita.

"Penulisan berita menggunakan pola piramida terbalik, dari khusus ke umum. Artinya ada "angle" yang harus didahulukan yang kemudian akan menjadi kepala berita atau lead dan selanjutnya tubuh berita," katanya saat menyampaikan pemaparan.

Lebih lanjut, dia menuturkan pentingnya kutipan langsung dari narasumber dalam tubuh berita. Pasalnya agar berita itu terlihat dipercaya, perlu dibuktikan oleh kalimat langsung yang disampaikan orang yang memiliki otoritas.

Selanjutnya dia mengupas jenis-jenis judul yang sering dipakai media daring dewasa ini. Baik itu judul standar seperti kalimat aktif dan pasif maupun berupa kalimat sebab akibat, pernyataan, daftar, dan pertanyaan.

"Sekarang judul itu ada macam-macam untuk menarik pembaca. Biasanya kalau berita langsung strukturnya kalimat, tapi kalau feature dan tulisan mendalam bisa dalam bentuk frase," ujarnya.

Baca juga: Tanoto Foundation kolaborasi dengan ANTARA Riau latih guru menulis

Kegiatan berlanjut dengan tanya jawab dari guru maupun pengawas yang berasal dari Kabupaten Siak, Bengkalis, serta Kota Dumai dan Pekanbaru. Salah satunya dari salah seorang Guru SDN di Pekanbaru, Tri Heni. Dia mengaku lebih nyaman membuat artikel yang sudah ada strukturnya dari pada berita yang harus memuat 5W+1H.

Ada juga dari seorang pengawas sekolah, Nurhasni yang menanyakan bagaimana caranya membuat tulisan saling berhubungan antara satu dengan yang lain. "Sepertinya paragraf satu dengan yang lain tidak berhubungan, bagaimana cara menghubungkannya," tanya dia.

Meskipun begitu, guru dan pengawas ini telah berupaya serius dalam hal menulis bahkan sudah ada yang dimuat di media lokal dan nasional. Secara umum di sampaikan pihak Tanoto, tulisan-tulisan para guru ini menarik bagi media terkait konten lokal, perjuangan guru dalam mengajar hingga metode pembelajaran.