Zhena Nofhatiaz Zahra: Menjadi TELADAN dalam Dunia Agribisnis

id Tanoto Foundation, Tanoto

Zhena Nofhatiaz Zahra: Menjadi TELADAN dalam Dunia Agribisnis

Zhena Nofhatiaz Zahra: Menjadi TELADAN dalam Dunia Agribisnis (ANTARA/HO-Tanoto Foundation)

Pekanbaru (ANTARA) - Zhena Nofhatiaz Zahra tak pernah menyangka bahwa keputusannya mendaftar Beasiswa TELADAN pada tahun pertama kuliah akan mengantarkannya pada perjalanan panjang yang membentuk dirinya sebagai calon akademisi sekaligus pemimpin masa depan di bidang ekonomi pertanian.

Lulusan Program Studi Agribisnis Universitas Riau (UNRI) ini kini tengah menempuh pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor (IPB), pada program Ilmu Ekonomi Pertanian. Di semester keempat, perempuan kelahiran Pekanbaru ini telah menyelesaikan ujian tesis dan dijadwalkan akan diwisuda dengan gelar Magister Sains (M.Si) pada September 2025.

“Nama saya, Zhena, terinspirasi dari tokoh perempuan pahlawan dalam film Romawi. Sejak awal, orang tua memang menaruh harapan agar saya tumbuh menjadi sosok yang kuat dan memberi dampak,” ujarnya.

Awal Perjalanan: Ditemani untuk Tumbuh

Perkenalan Zhena dengan Program TELADAN dimulai pada 2019, ketika ia menjadi mahasiswa baru di Universitas Riau. Informasi mengenai program ini ia peroleh dari kakak tingkat. Setelah menelusuri laman resmi Tanoto Foundation, ia tertarik dengan pendekatan holistik TELADAN, yang tak hanya menawarkan dukungan finansial, tetapi juga pembinaan kepemimpinan secara berkelanjutan.

“Program TELADAN benar-benar terstruktur: mulai dari fase Lead Self, Lead Others, hingga Career Preparation. Kami tidak hanya dibiayai, tapi juga dibentuk,” katanya.

Fase Lead Self menjadi bagian yang paling berkesan. Zhena mendapat pendampingan intensif dari fasilitator dan psikolog untuk mengenali kekuatan, kelemahan, serta potensi dirinya.

“Saya belajar tentang regulasi emosi, membangun growth mindset, dan pentingnya untuk tidak cepat puas. Nilai-nilai itu masih saya pegang hingga sekarang,” ujarnya.

Menggerakkan, Meski Tak Mudah

Memasuki fase Lead Others, Zhena menunjukkan kepemimpinannya sebagai Ketua Komunitas Penalaran dan Riset di fakultasnya. Bersama tim sesama penerima beasiswa TELADAN, ia menginisiasi kelas belajar persiapan SBMPTN untuk siswa SMA. Program ini dilaksanakan secara luring, namun tidak lepas dari tantangan—mulai dari keterbatasan waktu anggota tim hingga kurangnya minat siswa pada awal program.

“Tapi dari situ saya belajar bahwa proyek sosial tak bisa sekadar dijalankan. Harus ada perencanaan yang matang, mitra yang tepat, dan penerima manfaat yang memang memiliki kemauan untuk belajar,” jelasnya.

Dalam fase Career Preparation, Zhena mendapat kesempatan magang di PT. RAPP (unit operasional APRIL Group). Ia mempelajari sistem pembibitan, kontrol kualitas, dan pentingnya perencanaan dalam industri agribisnis.

“Pengalaman ini membuka pandangan saya soal dunia kerja. Dunia profesional sangat menuntut, dan semua bekal dari TELADAN benar-benar terpakai,” katanya.

Menjadi TELADAN: Berdampak untuk Komunitas

Kini, sambil melanjutkan studi S2 dengan beasiswa dari LPDP, Zhena juga aktif di Divisi Jejaring Ekonomi Kreatif Ikatan Awardee LPDP IPB. Ia terlibat dalam penyelenggaraan seminar bertema ekonomi kreatif serta membantu produksi dan pemasaran merchandise komunitas.

Zhena telah merampungkan tesisnya dan tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi doktoral ke luar negeri.

“Saya berharap bisa melanjutkan kuliah S3 di University of Western Australia, jurusan Agricultural Economy,” ucapnya mantap.

Tak hanya itu, ia ingin terus berdampak bagi komunitasnya, Berbekal segudang pengalaman, prestasi, dan penghargaan di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional, kini Zhena kerap diundang sebagai juri lomba esai dan ingin fokus untuk membuka kelas pelatihan analisis kuantitatif di bidang pertanian. Ia menyadari masih banyak mahasiswa yang kesulitan dalam menulis karena terbatasnya akses terhadap bimbingan dan literatur.

“Saya ingin menjadi teman belajar, bukan sekadar pengajar. Terutama untuk mereka yang sedang menyusun tugas akhir tapi merasa sendirian,” katanya.

Bagi Zhena, menjadi bagian dari Program TELADAN bukan semata soal prestasi individu, tetapi bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan sekitar.

“Generasi muda saat ini punya akses luar biasa ke informasi dan teknologi. Tapi kalau tidak dimanfaatkan, semuanya akan sia-sia. Kita harus mau mencoba, punya growth mindset, dan tidak takut gagal,” pesannya.

Saat ditanya kenapa harus bergabung di Beasiswa TELADAN, jawabannya tegas: “Karena tidak ada alasan untuk tidak bergabung. TELADAN adalah partner yang akan menemani proses tumbuh kita, baik secara pribadi, sosial, maupun profesional.”

Saatnya Menjadi TELADAN Berikutnya

Tanoto Foundation kembali membuka pendaftaran Beasiswa TELADAN angkatan 2026, mulai 1 Juli hingga 7 September 2025. Program ini terbuka bagi mahasiswa semester pertama dari 10 perguruan tinggi mitra Tanoto Foundation.

Apa keunggulan TELADAN?

• Beasiswa penuh: biaya kuliah dan tunjangan hidup bulanan.

• Pelatihan kepemimpinan selama 3,5 tahun, dari semester 2 hingga 8.

• Dukungan finansial tambahan untuk kompetisi, konferensi, dan sertifikasi.

• Peluang pembelajaran internasional: summer course, student exchange, volunteering.

• Magang di industri mitra Tanoto Foundation.

• Dana riset dan peluang kolaborasi penelitian.

• Jaringan alumni global yang terus berkembang.

Tahun ini, Program Beasiswa TELADAN juga terbuka untuk mahasiswa penerima KIP-Kuliah, selama mereka terdaftar di perguruan tinggi mitra.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.