Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah pebisnis pusat kebugaran berusaha bertahan dengan melakukan inovasi dan penerapan protokol kesehatan di tengah tren lonjakan kasus COVID-19 di Provinsi Riau yang membuat jumlah kunjungan merosot hingga 60 persen.
Berdasarkan data Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19, Sabtu, kasus COVID-19 secara akumulatif mencapai 13.257 dengan penambahan 380 kasus baru dibandingkan sehari sebelumnya. Lebih dari 50 persen kasus COVID-19 terjadi di Kota Pekanbaru.
Pengelola pusat kebugaran Fit Beat Pekanbaru, Dyna Shonata, mengatakan tingkat kunjungan ke pusat kebugaran sangat dipengaruhi kondisi COVID-19. Sejak pandemi mencapai Riau, jumlah kunjungan ke Fit Beat menurun berkisar 50-60 persen dari saat normal.
“Angka COVID-19 naik, kita sepi. Sebaliknya, COVID-19 turun, kita ramai (pengunjung),” kata Dyna kepada ANTARA.
Ia menilai prospek bisnis pusat kebugaran saat pandemi cukup sulit apabila hanya berorientasi profit. Sebabnya, apabila sebuah pusat kebugaran terlalu ramai juga bisa meningkatkan risiko karena protokol kesehatan akan sulit dijalankan. “Kalau ada yang kena COVID-19 dampaknya bukan saja bisnis oleng, karyawan bisa kehilangan pekerjaan, tapi dampaknya juga ke citra yang sudah dibangun. Mengembalikan kepercayaan masyarakat akan sulit,” ujarnya.
Dyna mengatakan bisnis pusat kebugaran di Pekanbaru masih relatif lebih baik dibandingkan di DKI Jakarta, karena masih bisa beroperasi di tengah kondisi pandemi. Namun, pelaku usaha juga harus memberikan jaminan keamanan dan membawa persepsi masyarakat untuk tetap datang. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan, dan terus memberikan edukasi publik.
Ia mengatakan Fit Beat menerapkan protokol kesehatan mulai dari pintu masuk dengan mengukur suhu pengunjung dan menyediakan cairan pembersih tangan (handsanitizer). Kemudian, jumlah alat dan orang dibatasi dengan membuat kotak-kotak tempat pengunjung bisa menjaga jarak aman atau social distancing.
Kemudian, semua alat rutin dibersihkan dengan cairan disinfektan setiap tiga jam sekali dan semua pegawai serta instruktur wajib mengenakan masker. Selain itu, pengelola juga membuat sistem data lalu lintas pengunjung agar tidak menimbulkan kerumunan, dan anggota bisa mengetahui kapan waktu yang sepi untuk berolahraga.
“Kita terus mengedukasi bahwa walaupun ada pandemi atau tidak, kita memang sebaiknya berolahraga,” katanya.
Riau mengalami tren lonjakan kasus COVID-19 sejak bulan Agustus. Meski begitu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan angka kasus baru menunjukkan tanda mulai melambat, dan sebaliknya jumlah pasien sembuh terus meningkat. Karena itu, ia meminta masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran COVID-19.
“Penyebabnya naik (kasus) ini karena memang masih banyak warga yang tidak disiplin dengan protokol kesehatan,” katanya.
Secara akumulatif jumlah pasien COVID-19 yang sudah sembuh mencapai 9.097 orang, sedangkan kasus kematian ada 300. “Jadi disiplinlah memakai masker, pakai masker yang tepat dan benar jangan pakai masker hidungnya nampak, letaknya di dagu, masih banyak yang ngumpul di kafe dan restoran. Sekarang ini yang biasa jadi luar biasa. yang mengakibatkan penambahan positif COVID-19 terus meningkat,” tegas Mimi.