Legislator anggap Pemprov Riau tak serius kelola pariwisata, begini penjelasannya

id DPRD Riau,pariwisata riau,berita riau antara,berita riau terbaru

Legislator anggap Pemprov Riau tak serius kelola pariwisata, begini penjelasannya

Anggota DPRD Riau Yuyun Hidayat. (ANTARA/Diana Syafni)

Pekanbaru (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Riau Yuyun Hidayat menilai belum adanya keseriusan Pemerintah Provinsi Riau untuk menggarap sektor pariwisata setempat.

Ungkapan kekecewaan itu disampaikan Yuyun Hidayat karena menilai minimnya pembangunan akses infrastruktur menuju lokasi wisata. Padahal potensi keindahan alam yang dimiliki Riau sangat luar biasa. Namun akses menuju lokasi objek wisata masih sulit untuk dilewati.

"Saya lihat RPJMD pak Gubernur tidak mendukung penuh pariwisata. Padahal sektor ini sangat potensial. Kita masih saja terlena dengan migas dan perkebunan. Padahal beberapa tahun kedepan migas sudah sangat sulit jika dijadikan pendapatan utama" ujar Yuyun Hidayat di Pekanbaru, Selasa.

Jika Pemprov memiliki keseriusan untuk mengelola sektor pariwata. Seharusnya sudah melakukan pembenahan mulai dari pembangunan jalan hingga perbaikan fasilitas lainnya.

Dia membagikan pengalamannya ketika berkunjung bersama rekan anggota DRPD Riau lainnya ke lokasi wisata Pulau Beting Aceh yang terdapat daerah Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis. Dimana akses jalannya tidak layak untuk dilewati.

Politisi PPP Riau itu menempuh jalan darat dari Pekanbaru menuju Rupat selama satu setengah jam melewatinya tol. Sampai di Rupat menuju Utara justru memakan waktu tempuh yang lebih lama. Yakni sekitar 2,5 jam. Itu disebabkan kondisi jalan yang sangat buruk.

"Itu jalan jelek banget. Kalau emang pemprov beralasan itu kewenangan kabupaten, ya seharusnya jalin lah koordinasi. Kan bisa? Itu jalan ke Bono bisa kita support oleh pemprov. kan nanti bisa jadi nilai jual pariwasata bagi Provinsi Riau," ucap anggota Komisi IV DPRD Riau itu.

Dia juga mencontohkan lokasi wisata lainnya di Desa Teluk Jering, Kabupaten Kampar. Disana, kata dia, warga mengelola potensi wisata alam secara mandiri. Hasilnya, dalam sepekan terdapat perputaran uang mulai dari Rp50juta s/d Rp200 jutan.

Jumlah tersebut terbilang cukup menjanjikan bagi peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Apalagi pemerintah memberikan stimulus kepada masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata alam lebih baik lagi.

"Itu baru lokal loh. Apalagi skalanya udah provinsi, bahkan nasional. Banyak sekali potensi alam kita yang bila digarap serius bakal menjadikan pendapatan utama bagi daerah," sambung Wakil Rakyat Dapil Kampar ini.

Baca juga: Festival Siak Bermadah masuk nominasi Kategori API Award 2020

Baca juga: Gerakan BISA diluncurkan di lima destinasi wisata Riau, begini penjelasannya

Baca juga: Riau bangkitkan pariwisata di masa pandemi dengan "Gerakan BISA", begini penjelasannya