Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan keberlangsungan sektor perekonomian dan menjaga kesehatan masyarakat Indonesia di tengah pandemi virus corona atau COVID-19.
Menurut Tito, di tengah pandemi COVID-19 seluruh dunia menghadapi situasi serupa yakni berupaya menyelamatkan sektor perekonomian dan menjaga kesehatan masyarakat sesuai dengan karakteristik masing-masing.
Baca juga: Tandatangani sejumlah kebijakan, Mendagri berikan lampu hijau ke Plh Bupati Bengkalis
"Semua berjuang untuk menyelamatkan keduanya, harus ada keseimbangan. Semua mencari rumusan masing-masing, tidak ada rumusan pasti," kata Tito di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.
Mendagri mengatakan, salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengurangi efek domino pada sektor perekonomian adalah dengan disalurkannya bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat Indonesia.
"Dengan adanya bansos tersebut diharapkan daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah pandemi COVID-19. Sementara untuk sektor kesehatan, pemerintah meningkatkan pelayanan serta berupaya menekan penyebaran virus corona," katanya.
Tito menjelaskan, di Indonesia, masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, tiap-tiap kepala daerah diharapkan melakukan inovasi untuk menyelamatkan sektor perekonomian, dengan tetap menjaga kesehatan masyarakat agar tidak terpapar virus corona.
Menurut dia, dua sektor tersebut, jika tidak diseimbangkan bisa menimbulkan masalah yang cukup besar. Jika pemerintah hanya fokus pada penanganan COVID-19 tanpa menjaga perekonomian, maka pelayanan kesehatan juga bisa terdampak cukup besar.
"Keduanya harus diselamatkan. Jika perekonomian tertekan, kemampuan penanganan kesehatan publik akan melemah. Sebaliknya, jika hanya fokus pada ekonomi, korban akan berjatuhan, dan krisis kemanusiaan terjadi," ujarnya.
Ia menambahkan, di Indonesia tidak bisa menerapkan "lockdown" seperti negara-negara lain pada saat menangani penyebaran COVID-19. Hal tersebut disebabkan kondisi geografis Indonesia yang berbeda dengan negara lain, termasuk mobilitas masyarakat cukup tinggi.
"Di Pulau Jawa saja ada 150 juta penduduk. Hampir tidak ada batas alam antardaerah, dan untuk melakukan karantina wilayah sulit," kata Tito.
Ia menjelaskan, proteksi yang paling efektif untuk menekan penyebaran COVID-19 adalah dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan tidak ada kerumunan sosial yang memiliki risiko tinggi menyebarkan virus corona.
Namun, menurut Tito, untuk menerapkan empat protokol kesehatan yang cukup sederhana tersebut tidaklah mudah. Banyak di antara masyarakat Indonesia yang masih belum paham terkait pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini.
"Dengan kondisi tersebut pemerintah pusat bersama pemerintah daerah bersinergi untuk terus melakukan edukasi guna mengubah perilaku masyarakat agar bisa menjalankan protokol kesehatan secara ketat, khususnya pada saat beraktivitas di luar rumah," katanya.
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian ajak kepala daerah buat gerakan bagikan masker secara masif
Baca juga: Mendagri Tito Karnavian sebut "anggaran" nafasnya Pilkada
Pewarta : Vicki Febrianto
Berita Lainnya
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB