Presiden Joko Widodo: Indonesia tidak bisa berharap dari investasi, tetapi belanja pemerintah

id ABerita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Jokowi

Presiden Joko Widodo: Indonesia tidak bisa berharap dari investasi, tetapi belanja pemerintah

Presiden Joko Widodo memberikan salam kepada para penerima bantuan modal kerja di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). Presiden kembali menyerahkan bantuan kepada para pedagang kaki lima, keliling, rumahan hingga pedagang asongan masing-masing sebesar Rp2,4 juta sebagai tambahan modal kerja di tengah kondisi pandemi COVID-19. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/foc.)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menekankan Indonesia tidak bisa lagi berharap dari investasi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden dalam arahannya kepada para gubernur mengenai percepatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu, sebagaimana dikutip dari laman www.setkab.go.id.

Baca juga: Karding nilai pembubaran lembaga bukti kejengkelan Jokowi bukan "gimik"

"Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi, itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita," ujar Jokowi.

Presiden Jokowi meminta seluruh gubernur tidak mengerem atau menghentikan belanja pemerintah. Menurut dia, jika ingin ekonomi provinsi cepat pulih maka belanja pemerintah harus dipercepat.

"Kuncinya hanya di situ. Enggak bisa lagi kita mengharapkan, sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah," tegasnya.

Jokowi mengingatkan kredit perbankan yang dulu bisa tumbuh 12 persen, 13 persen atau 8 persen, juga tidak bisa lagi diharapkan.

"Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat. Karena itu akan menaikkan konsumsi domestik kita, konsumsi rumah tangga kita yang di kuartal kedua ini turun, anjlok," ujarnya.

Kepala Negara mengingatkan bahwa uang pemda yang ada di bank berjumlah Rp170 triliun atau masih sangat besar.

"Guede sekali ini. Saya sekarang cek harian. Kementerian saya cek harian, berapa realisasi, ketahuan semuanya. Kemarin saya ulang lagi, ini enggak ada peningkatan, saya baca semuanya sekarang. Kementerian ini berapa persen, belanja modalnya baru berapa persen. Harian pun sekarang ini saya pegang, provinsi, kabupaten, dan kota," kata Presiden.

Baca juga: Presiden RI Joko Widodo lantik DPP dan Wantimpus Legiun Veteran RI

Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga