Twitter kembali temukan cuitan Presiden Donald Trump bermasalah

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,Trump

Twitter kembali temukan cuitan Presiden Donald Trump bermasalah

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyentuh layar telepon miliknya pada saat perkiraan tweet dirilis dari akun Twitter miliknya, selama diskusi mengenai pembukaan kembali usana kecil di State Dining Room, Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Kamis (18/6/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis/pras/cfo)

Jakarta (ANTARA) - Twitter kembali memberikan label pada cuitan Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena melanggar aturan mereka yang berkaitan dengan kekerasan.

Presiden Trump melalui akun pribadi @realDonaldTrump mencuit soal "Autonomous Zone", setelah demonstran anti-rasisme menyatakan "Black House Autonomous Zone". Deklarasi tersebut terjadi setelah area Seattle diambil alih oleh aktivis bernama Capitol Hill Organized Protest atau Capitol Hill Autonomous Zone, di dean gerja St. John Episcopal dekat Gedung Putih.

Baca juga: Tim juru kampanye Biden minta Twitter dan Facebook hapus unggahan Trump

"Tidak akan pernah ada 'Autonomous Zone" di Washington D.C, selama saya menjadi Presiden kalian. Jika mereka mencoba, mereka akan bertemu dengan tentara yang serius," kata Trump.

Twitter menandai cuitan tersebut sebagai ancaman sehingga menyembunyikan cuitan tersebut dari publik, namun, tidak dihapus.

Juru bicara Twitter menyatakan mereka sudah menginformasikan CEO Jack DOrsey sebelum memberikan label pada cuitan Trump.

Cuitan Presiden Trump juga pernah mendapatkan label yang menandakan bermasalah, tentang aksi protes menentang rasisme di AS yang dipicu kematian seorang kulit hitam George Floyd.

Twitter melabeli cuitan Trump sebagai "glorifikasi kekerasan" karena sang presiden menyatakan "ketika penjarahan dimulai, tembakan mulai," Reuters dikutip Rabu.

Baca juga: China diminta untuk bantu menangkan Donald Trump dalam pilpres 2020

Baca juga: Presiden Donald Trump teken RUU serukan sanksi atas penindasan China terhadap Muslim Uighur


Penerjemah: Natisha Andarningtyas