Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Jerman akan meluncurkan aplikasi pelacakan kontak COVID-19 pekan ini, dikutip dari Reuters pada Senin.
Aplikasi tersebut akan menggunakan Bluetooth jarak pendek untuk mengontak orang-orang yang mungkin telah terpapar oleh seseorang yang terkena virus corona, dan tidak bergantung pada basis data terpusat.
Pelacakan kontak melibatkan orang yang terinfeksi untuk mengetahui di mana mereka berada dan dengan siapa mereka mungkin berhubungan, dengan tujuan memperlambat penyebaran virus.
Sementara beberapa negara lain, termasuk Indonesia, telah meluncurkan aplikasi pelacakan kontak, kemajuan lebih lambat tampak di Amerika Serikat yang mengkhawatirkan tentang privasi dan akurasi.
Selain itu, Jerman akan melonggarkan pembatasan perjalanannya untuk negara-negara Uni Eropa dan Inggris pada hari Senin.
Baca juga: Dari total 2.063.812 kasus COVID-19 di Amerika Serikat, 115.271 kematian
Baca juga: Presiden Ghana Nana Akufo-Addo sebut menkesnya terinfeksi COVID-19
Penerjemah: Ida Nurcahyani