Riau hujan hampir tiap hari akibat modifikasi cuaca

id tmc di riau,kebakaran hutan dan lahan,hujan di riau, karhutla, karhutla riau

Riau hujan hampir tiap hari akibat modifikasi cuaca

Petugas TNI AU memeriksa pesawat Cassa A-2108 yang akan dioperasikan untuk keperluan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, Rabu (11/3/2020). ANTARA/Rony Muharrman/ama.

Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengemukakan hasil operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Provinsi Riau dan sekitarnya pada periode pertama yakni pada 11 Maret-2 April 2020 mampu menurunkan hujan hampir setiap hari.

"Pada Maret hingga awal April 2020, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. hotspot turun hingga sempat 0 titik,” kata Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT Yudi Anantasena dalam konferensi video, Jakarta, Rabu.

Selain menurunkan jumlah titik panas (hotspot), operasi TMC di Riau dan Jambi ditujukan untuk membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau, dengan mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar.

Data BBTMC mencatat operasi TMC 11 Maret- 2 April 2020 menghasilkan air hujan capai 97.8 juta meter kubik dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.

Memasuki musim kemarau dan menjelang puncak musik kemarau di Juli-Agustus 2020, operasi TMC kembali dilakukan untuk periode 30 hari ke depan yakni 15 hari untuk Provinsi Riau dan sekitarnya, lalu dilanjutkan dengan 15 hari untuk Provinsi Sumatera Selatan.

Operasi TMC itu bertujuan untuk membasahi lahan-lahan gambut agar tidak mengering, dan mencegah kemunculan titik api.

Operasi TMC tersebut menindaklanjuti arahan atau perintah Presiden Joko Widodo untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

"Kita tahu kalau sudah terjadi kebakaran akan lebih sulit juga kita melakukan TMC karena ada asap dan sebagainya sehingga sangat ideal dilakukan seperti saat ini sebelum musim kemarau masuk ke Riau, Jambi dan Sumatera Selatan," ujar Yudi.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengatakan operasi TMC pada periode itu diakhiri karena saat itu sudah beberapa hari terakhir tidak ditemukan titik panas (hotspot ) dan tinggi muka air gambut cukup baik

"Jadi aktivitas TMC di awal tahun itu berjalan dengan baik, sebelum kita mulai cukup banyak hotspot yang termonitor dan firespot yang dilaporkan. Setelah kita laksanakan maka kemudian terjadi perubahan yang cukup signifikan dan akhirnya kita hentikan periode pertama ini," ujarnya.

Baca juga: 20 ton garam disiapkan untuk operasi hujan buatan di Riau dan Jambi, begini penjelasannya

Baca juga: Operasi hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca mulai berlangsung di Riau