20 ton garam disiapkan untuk operasi hujan buatan di Riau dan Jambi, begini penjelasannya

id teknologi modifikasi cuaca,operasi hujan buatan,pencegahan karhutla,kebakaran hutan lahan,berita riau antara,berita riau terbaru

20 ton garam disiapkan untuk operasi hujan buatan di Riau dan Jambi, begini penjelasannya

Arsip Foto. Petugas mempersiapkan peralatan di pesawat CN-295 milik TNI AU yang akan digunakan untuk operasi hujan buatan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) menyiapkan 20 ton garam untukoperasi hujan buatan guna mencegah kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau dan Jambi selama musim kemarau tahun ini.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPTTri Handoko Setodalam siaran pers yang diterima di Pekanbaru, Rabu, mengatakan sekitar 20 ton garam telah disiapkan di Posko TMC di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, untuk menyemai awan dalam operasi hujan buatan selama 15 hari ke depan.

"Pesawat baru didatangkan kemarin dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107, sehingga pelaksanaan akan bisa dimulai segera," katanya.

"Posko Pekanbaru menjangkau hingga Provinsi Jambi selama 15 hari mendatang," ia menambahkan.

Menurut dia, operasi penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Provinsi Riau kali ini merupakan kelanjutan operasi yang dilaksanakan 11 Maret sampai 2 April 2020.

Koordinator lapangan Posko TMC PekanbaruFaisal Sunartomengatakan operasi hujan buatan kali ini akan menyasar area rawan kebakaran hutan dan lahan di sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi.

"Potensi awan di wilayah Riau dan Jambi dalam dua minggu ke depan cukup baik untuk dilaksanakan penyemaian,"katanya.

Posko TMC Pekanbaruberada di Lanud Roesmin Nurjadin. Tim TMC diperkuat oleh enam staf Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT,termasuk koordinator lapangan, ilmuwan penerbangan,pilot, dan kopilot.

Bahan semai berupasekitar 20 ton NaCL, menurut Faisal, sudah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan selama operasi hujan buatan.

Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPTYudi Anantasenamengatakan dalam operasi hujan buatan sebelumnya, tim TMC mampu meredam titik panas indikasi kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.

"Pada Maret hingga awal Aprildilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. Hotspot(titik panas) turun hingga sempat nol," katanya.

Selain untuk menurunkan jumlah titik panas, operasi hujan buatan juga dilakukan untukmembasahi lahan-lahan gambut di Riau dan Jambi selama musim kemaraudengan mengisi kanal-kanal, embung, dan kolam-kolam retensi area guna mencegah lahan gambut terbakar.

Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPTmencatat, operasi hujan buatan dari 11 Maret sampai 2 April 2020mampu menghasilkan air hujan97,8 juta meter kubikdan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode operasi sampai227,2 mm.

Yudimenjelaskan bahwa operasi penerapan teknologi modifikasi cuaca juga akan dilakukan di SumateraSelatan mulai akhir Mei 2020 untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

Selama masa pandemi, Kepala Bagian Umum Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPTJon Arifianmengatakan, pelaksanaan operasi akan dilakukan mengacu pada protokol kesehatan mengenai pencegahan penularan virus coronayang sudah ditetapkan pemerintah.

"Intinya semua tim harus dilengkapi alat pelindung diri saat bertugas. Juga penyediaan sanitizer yang cukup dan dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin di lokasi bertugas," katanya.

Baca juga: Cegah Karhutla, KLHK-BPPT akan merekayasa hujan buatan khususnya di Sumsel, Riau, dan Jambi

Baca juga: Satgas Karhutla sebar 800 kilogram garam di langit Dumai