Satgas Karhutla sebar 800 kilogram garam di langit Dumai

id Karhutla, Riau,hujan buatan,karhutla riau, stop karhutla, stop bakar lahan

Satgas Karhutla sebar 800 kilogram garam di langit Dumai

Posko teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. (ANTARA/Anggi Romadhoni)

Pekanbaru (ANTARA) - Satuan Tugas kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau yang berkolaborasi dengan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC- BPPT) menyebar 800 kilogram garam di langit Kota Dumai.

"Hari ini potensi awan berada di timur laut Kota Dumai. Kita siapkan penerbangan ke sana," kata Koordinator Lapangan TMC Satgas Karhutla Riau Dwipa Wirawan kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Dia mengatakan satupesawat Cassa milik TNI AU yang mampu membawa 800 kilogram garam halus untuk menghasilkan hujan buatan diterbangkan ke arah pesisir Provinsi Riau tersebut.

Penerbangan ini, kata dia, merupakan yang perdana dilakukan pada 2020 ini setelah resmi diluncurkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini.

Lebih jauh, Dwipa mengatakan jika sepanjang Maret 2020 diperkirakan potensi awan untuk menghasilkan hujan dengan cara penyemaian garam masih berada di pesisir Riau. Hal itu dikarenakan arah angin cenderung bergerak dari barat laut menuju Utara.

"Arahan dari Lanud kita fokus pada potensi awan di Riau dan mempertimbangkan arah angin menjelang musim kemarau," ujarnya.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah mengatakan BPPT berkolaborasi dengan TNI Angkatan Udara, BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemprov Riau pada hari ini resmi memulai program TMC di Bumi Lancang Kuning. Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin menjadi posko penyelenggaraan TMC di Riau.

Satu unit pesawat Cassa A-2108 dari Skadron Udara 4 Pangkalan TNI AUAbdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur digunakan untuk membantu penyebaran garam di langit Riau. Pesawat itu mampu mengangkut 800 kilogram garam dalam sekali penerbangan.

Harmensyah menjelaskan program TMC selama ini dinilai cukup efektif untuk membantu Riau mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama periode siaga darurat.

"BPPT melakukan TMC bukan hanya tebar tebar garam begitu. Namun dengan perhitungan yang cermat, mulai dari arah angin, awan potensial, pendataan cuaca dan lainnya," ujarnya.

Baca juga: KLHK siagakan satu heli Bell selama siaga darurat Karhutla Riau, begini fungsinya

Untuk itu, Program TMC yang terus digelar di Riau sejak beberapa tahun terakhir akan kembali menjadi salah satu andalan Satgas Karhutla Riau dalam mewujudkan prestasi Riau bebas asap. "Perintah dari Bapak Presiden agar Riau bebas asap seperti yang berhasil kita wujudkan tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.

Sementara itu Kepala BBTMC-BPPT Tri Handoko Seto mengatakan operasional TMC di Provinsi Riau bertujuan tidak hanya untuk mematikan titik api kebakaran hutan dan lahan sebagai sumber bencana kabut asap, tetapi juga untuk menjaga kelembaban tanah gambut agar tidak sampai menjadi kering.

Faktor kelembaban tanah gambut menjadi hal yang penting untuk terus dipantau secara kontinyu guna mengetahui tingkat kekeringan yang dapat menjadi sinyal kerawanan bencana karhutla di suatu wilayah.

Strategi pelaksanaan TMC dapat lebih difokuskan untuk membasahi atau rewetting area gambut yang dinilai mempunyai tingkat kekeringan yang perlu diwaspadai. Dengan tetap terjaganya kelembaban tanah pada area lahan gambut, maka potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut akan semakin berkurang.

Baca juga: Pembakar lahan tanaman nenas dibekuk Polres Siak

Baca juga: Dashboard Lancang Kuning Nusantara jadi rujukan penanganan karhutla, begini kata Kapolri dan Panglima TNI