Pekanbaru (ANTARA) - Operasi hujan buatan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Provinsi Riau mulai berlangsung pada Rabu hari ini seiring kedatangan pesawat Casa dari Skadron Udara 4 Malang, Jawa Timur ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru.
Selain itu, sebanyak 20 ton garam telah disiapkan di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin untuk pelaksanaan operasi TMC selama 15 hari kedepan.
“Pesawat baru didatangkan kemarin dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107. Sehingga pelaksanaan akan dimulai segera,” kata Tri Handoko Seto, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC-BPPT) dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Pekanbaru.
Menurut Tri Handoko Seto, operasi TMC di Provinsi Riau merupakan kelanjutan operasi sebelumnya yang telah dilaksanakan pada 11 Maret- 2 April 2020 lalu. “Saat ini Posko Pekanbaru menjangkau hingga Provinsi Jambi selama 15 hari mendatang,” ujarnya.
Faisal Sunarto, koordinator lapangan Posko TMC Pekanbaru mengatakan wilayah rawan sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi menjadi target TMC kali ini. “Potensi awan di wilayah Riau dan Jambi dalam dua minggu kedepan cukup baik untuk dilaksanakan penyemaian,” ujarnya.
Posko TMC Pekanbaru dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin. Tim TMC diperkuat oleh 6 staf BBTMC termasuk Korlap dan Flight Scientist ditambah pilot dan co pilot. Sementara untuk bahan semai, kata Faisal, telah dipasok sekitar 20 ton garam NaCL guna kebutuhan selama operasi TMC berlangsung.
Yudi Anantasena, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, BPPT mengatakan pada operasi sebelumnya, tim TMC mampu meredam hotspot di Provinsi Riau. ”Pada Maret hingga awal April, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. Hotspot turun hingga sempat 0 titik,” ujarnya.
Selain menurunkan jumlah hotspot, operasi TMC di Riau dan Jambi, kata Yudi Anantasena, ditargetkan membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau, dengan mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar.
Data BBTMC mencatat, operasi TMC 11 Maret- 2 April lalu, menghasilkan air hujan capai 97.8 Juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.
Sementara itu, lanjut Yudi, pelaksanaan TMC Karhutla di Sumsel direncanakan dimulai akhir Mei 2020.
Terkait pencegahan pandemiCovid-19, Jon Arifian, Kepala Bagian Umum BBTMC menjelaskan operasional TMC di lapangan juga harus mengacu pada protokol kesehatan yang telah ditetapkan. “Kami mengacu pada SE Kepala BPPT No.1/2020 yang diperbaharui SE No.2/2020. Intinya semua tim harus dilengkapi alat pelindung diri saat bertugas. Juga penyediaan sanitizer yang cukup dan dilakukan penyemprotan desinfektan secara rutin di lokasi bertugas,” paparnya.
Baca juga: Cegah Karhutla, KLHK-BPPT akan merekayasa hujan buatan khususnya di Sumsel, Riau, dan Jambi
Baca juga: Semangat para pendekar Karhutla di tengah Corona
Berita Lainnya
Cut Salsa, Influencer Pekanbaru jadi tersangka penganiayaan anak di bawah umur
19 December 2024 17:03 WIB
BNN Riau musnahkan 774 gram ganja yang akan dikirim ke Bandung
19 December 2024 14:33 WIB
Wamendikdasmen serap aspirasi dari SMP IT Dar Ma'arif NU di Pekanbaru
19 December 2024 8:30 WIB
Pengungsi Rohingya di Pekanbaru kerap curi hasil kebun hingga bawa sajam, warga resah
18 December 2024 21:57 WIB
Polda Riau cek kelangkaan solar di SPBU
18 December 2024 17:25 WIB
Rumah sakit otak dan jantung di lahan 10 Ha segera dibangun di Pekanbaru
18 December 2024 7:52 WIB
Dishub Provinsi Riau petakan titik jalan rawan kecelakaan selama Nataru
18 December 2024 7:51 WIB
Riau tetapkan status siaga darurat tanggulangi banjir
17 December 2024 22:36 WIB