Pedagang Protes Petugas Bongkar Kedai Tanpa Izin

id pedagang protes, petugas bongkar, kedai tanpa izin

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Pedagang yang membuka lapak di pinggir Jalan Kelakap Tujuh tepatnya di atas lahan milik eks PT Patra Dock, Kota Dumai, Riau, memprotes tindakan Satuan Polisi Pamong Praja setempat yang membongkar lapak mereka tanpa izin.

"Walau pembongkaran kedai kami ini untuk membangun saluran air agar jalanan dan rumah-rumah warga tidak banjir, tetap saja harusnya se-izin kami. Tidak asal main bongkar-bongkar saja," kata Ratna, pemilik kedai tenda biru yang berada tepat di tepi kanan simpang Jalan Kelakap Tujuh, Dumai, Kamis.

Menurut ibu tiga anak ini, tindakan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) itu merupakan perbuatan kriminal yang harus di beri sanksi hukuman.

"Enak saja main bongkar-bongkar. Memangnya membangun kedai buruk ini tidak pakai uang. Kami minta pertanggungjawabannya, pokoknya harus ada uang ganti rugi," kata Ratna.

Pernyatan serupa juga terucap oleh Surya, pemilik lapak kedai es buah yang berada di pinggir Jalan Kelakap Tujuh pada sisi kiri. Menurut dia, tindakan Satpol PP sudah sangat keterlaluan, tak sepantasnya terjadi.

"Jujur, kami tidak senang dengan tindakan Satpol PP yang main asal bongkar. Kami minta harus ada ganti ruginya," kata dia.

Pengamatan ANTARA, puluhan petugas Satpol PP berpakaian dinas terus melakukan pembongkaran terhadap sejumlah warung-warung yang berada di pinggir jalan yang merupakan lahan milik eks PT Patra Dock Dumai. Hal tersebut dilakukan karena pada kawasan itu akan dilakukan penggalian drainase guna mengatasi masalah banjir yang sempat menenggelamkan ruas jalan dan rumah-rumah warga di sana.

Banjir akibat hujan deras dan naiknya air laut atau pasang keling di Kota Dumai sudah terjadi sejak satu pekan terakhir, bahkan dikabarkan telah merendam ribuan rumah di tiga kecamatan.

Tinggi air di beberapa wilayah khususnya di Kelurahan Ratu Sima, Dumai Barat sempat satu meter atau menjangkau pinggang orang dewasa.

Kondisi tersebut sempat membuat ratusan warga yang menjadi korban banjir marah dan melakukan aksi blokir jalan di jalur lintas utama kota. Namun upaya yang sempat menimbulkan kemacetan panjang itu akhirnya dapat di redam dengan upaya cepat pemerintah setempat.

Untuk meminimaliasi genangan air di sejumlah wilayah tersebut, Pemerintah Kota Dumai bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan beberapa perusahaan yang berdomisili di Dumai mendatangkan sedikitnya lima alat berat jenis ekskavator.

Lima alat berat tersebut di datangkan khusus untuk membangun drainase yang lebih besar, serta mengorek saluran air yang tersumbat akibat sampah.

Hingga Kamis malam (22/9), lima alat berat tersebut masih terus bekerja dengan diawasi langsung oleh Wali Kota Dumai H Khairul Anwar dan Wakil Ketua DPRD setempat, Zainal Abidin serta disaksikan oleh ratusan warga korban banjir.