Penjualan di Pasar Bawah Pekanbaru turun drastis saat wabah COVID-19

id pasar bawah pekanbaru,dampak corona ke pasar tradisional,virus Corona,COVID-19,pasar tradisional

Penjualan di Pasar Bawah Pekanbaru turun drastis saat wabah COVID-19

Seorang pedagang merapikan aneka ikan asin yang merupakan komoditas andalan di Pasar Bawah saat berlangsung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (19/4/2020). (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (ANTARA) - Penjualan di Pasar Bawah yang selama ini dikenal sebagai pasar wisata di Kota Pekanbaru, Riau, mengalami penuurun drastis terkena imbas wabah COVID-19.

Salah seorang pedagang Pasar Bawah, Robi,Minggu, mengatakan meski kini adalah masa menjelang bulan puasa Ramadan, jumlah pembeli tidak banyak seperti biasanya.

"Jumlah pembeli turun drastis sampai 50 persen, karena tidak ada lagi wisatawan datang. Biasanya sebelum bulan puasa ramai, ada yang datang dari Jakarta dan kita kirim ke berbagai daerah. Tapi sekarang sangat sepi," katanya.

Berdasarkan pantauan, parkir mobil tampaklengang dantidak ada lagi wisatawan datang yang biasanya ramai menggunakan bus.

Penjualan ikan asin di lantai dasar Pasar Bawah merupakan komoditas andalan yang kerap dicari warga dan wisatawan yang berkunjung ke sana.

Namun, setelah Pekanbaru ditetapkan sebagai zona merah COVID-19 dan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jumlah pengunjungyang biasanya datang pada akhir pekan tidak ada lagi.

Kota Pekanbarutelah menerapkan PSBB sejak 17 April selama 14 hari ke depan.

Meski pasar tradisional tetap diperbolehkan buka terutama pedagang yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pokok, namun pembelian tetap menurun karena permintaan dari penyedia jasa kuliner nyaris tidak ada.

“Yang beli hanya warga sekitar saja,” kata Robiyang menjual ikan asin ini.

Para pedagang di Pasar Bawah yang mengandalkan penjualan secara tradisional, mayoritas tidak menerapkan penjualan lewat jaringan atau online.

Kondisi ini membuat bisnis mereka langsung terdampak saat warga lebih memilih di rumah untuk menjaga jarak.

Sepinya penjualan juga dirasakan oleh pedagang ayam potong, Ujang, yang mengatakan jelang bulan Ramadan ini harga ayam justru turun sekitar hingga 20 persen.

Sebelumnya, harga ayam sebesar Rp20.000 per kilogram, kini berkisar Rp15.000 hingga Rp17.000 per kilogram.

"Biasanya saya mengirim sampai 500 ekor ayam tiga kali dalam seminggu ke Selatpanjang, sekarang tidak ada lagi. Karena banyak kedai makanan dan restoran tutup, tidak ada yang pesan," katanya.