Sebagian besar tenaga medis di AS terinfeksi virus corona di tempat kerja

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, corona

Sebagian besar tenaga medis di AS terinfeksi virus corona di tempat kerja

Perawat dan pekerja medis lainnya menerapkan jaga jarak saat berunjuk rasa atas kurangnya ketersediaan alat pelindung diri (APD) di UCLA Medical Center di tengah berlanjutnya penyebaran virus Corona (COVID-19) di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Senin (13/4/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/wsj.)

Washington (ANTARA) - Lebih dari separuh petugas kesehatan AS terinfeksi dengan virus corona jenis baru saat melakukan kontak dengan pasien atau rekan kerja yang positif COVID-19, menurut data baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Temuan ini menggarisbawahi perlunya melindungi mereka yang berada di garis depan pandemi agar tidak terinfeksi karena rumah sakit dibanjiri pasien COVID-19.

Baca juga: Tuding gagal tangani pandemi virus corona, Trump hentikan pendanaan kepada WHO

Para petugas kesehatan harus diperiksa untuk gejala demam dan pernafasan pada awal pergantian waktu kerja mereka.

Mereka juga harus diberi prioritas dalam tes virus corona, dilengkapi dengan alat pelindung diri yang tepat dan terlatih dalam penggunaannya, dan dilarang bekerja saat sakit, ujar CDC.

Antara 12 Februari dan 9 April, 315.531 kasus COVID-19 di AS dilaporkan ke CDC, termasuk 49.370 (16 persen) yang memasukkan data mengenai apakah pasien bekerja di layanan kesehatan.

Di antara 9.282 tenaga kesehatan dalam kelompok itu, 55 persen melaporkan kontak dengan pasien COVID-19 hanya di rangkaian layanan kesehatan, 27 persen mengatakan mereka hanya melakukan kontak di rumah dan 13 persen melaporkan kemungkinan kontak di masyarakat.

Sekitar 5 persen melaporkan kontak COVID-19 di lebih dari satu pengaturan itu.

Sekitar 90 persen petugas kesehatan yang terinfeksi COVID-19 tidak memerlukan rawat inap. Tetapi ada yang dalam kondisi parah, termasuk 27 kematian, dilaporkan di semua kelompok umur.

Hampir tiga perempat petugas kesehatan yang terinfeksi adalah perempuan, dan setengahnya berusia di atas 42 tahun, kemungkinan mencerminkan "usia dan distribusi jenis kelamin di antara tenaga kerja petugas kesehatan AS," kata laporan itu. Tiga puluh delapan persen melaporkan setidaknya satu kondisi kesehatan dengan penyakit penyerta.

Sementara hanya 6 persen tenaga kesehatan dalam penelitian ini berusia di atas 65 tahun, mereka tercatat atas 37 persen kematian.

Mengingat risiko yang lebih tinggi untuk tenaga kesehatan yang lebih tua, mereka harus ditugaskan ke pekerjaan yang mempunyai risiko rendah seperti telemedis selama pandemi.

Karena 84 persen pasien kehilangan data tentang status pekerjaan perawatan kesehatan, kasus tambahan di antara petugas kesehatan kemungkinan tidak teridentifikasi atau tidak dilaporkan, CDC mencatat.

Pengujian terbatas bahkan di antara petugas kesehatan juga dapat berkontribusi pada pelaporan kasus yang kurang.

CDC mengharapkan lebih banyak kasus virus corona di antara petugas kesehatan karena komunitas masyarakat mengalami penularan COVID-19 yang lebih luas.

Dr. Daniel Kuritzkes, kepala penyakit menular di Brigham and Women's Hospital di Boston yang tidak terlibat dalam laporan CDC, mengatakan bahwa penelitian yang luas diperlukan untuk membandingkan tingkat infeksi di antara petugas kesehatan dengan masyarakat umum.

Baca juga: Kematian akibat virus corona di AS capai 25.300 dengan 600.000 kasus positif

Baca juga: Tiga lagi pasien COVID-19 Pekanbaru sembuh salah satunya karyawan Chevron


Sumber : Reuters

Pewarta : Azis Kurmala