New York, California akan buka kembali wilayahnya seiring meredanya wabah COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, corona

New York, California akan buka kembali wilayahnya seiring meredanya wabah COVID-19

Beberapa orang berjalan di Times Square, Kota New York, Amerika Serikat,. (ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/wsj/djo)

New York (ANTARA) - Sepuluh negara bagian di kawasan pantai timur dan barat Amerika Serikat (AS), termasuk New York dan California, sepakat untuk membuka kembali kegiatan ekonomi di wilayah masing-masing seiring dengan krisis COVID-19 yang dianggap mulai mereda.

Kelompok gubernur kawasan timur laut yang dipimpin New York serta kelompok kawasan barat dengan anggota California, Oregon, dan Washington mengumumkan perjanjian bersama itu pada Senin (13/4).

Baca juga: 398 ABK WNI dari Amerika Serikat tiba di Bandara Soekarno-Hatta

Hal itu menjadi tanda bahwa masa puncak krisis sudah terjadi. Setidaknya 1.500 kasus kematian baru dilaporkan dalam sehari, di bawah angka pada pekan lalu dengan sekitar 2.000 kematian dalam 24 jam.

Kasus infeksi tambahan pun berkurang menjadi 23.000 kasus per hari, dibandingkan kecenderungan pada pekan lalu dengan jumlah kasus harian mencapai 30.000 hingga 50.000 kasus.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan bahwa dia membentuk tim bersama dengan lima negara bagian lain yang berdekatan, yakni New Jersey, Connecticut, Delaware, Pennsylvania, dan Pulau Rhode untuk merancang pelonggaran anjuran diam di rumah yang diberlakukan bulan lalu.

Sementara Massachusetts kemudian menyatakan bergabung dengan kelompok kawasan pantai timur.

"Tidak ada yang pernah mengalami ini sebelumnya, sehingga tidak ada yang mempunyai jalan keluar pasti," kata Cuomo dalam telekonferensi bersama lima gubernur lainnya.

"Di antara kesehatan masyarakat dan ekonomi, mana yang lebih utama? Keduanya menjadi hal utama," dia menambahkan.

Kesepuluh gubernur, kecuali Massachusetts, yang berasal dari Partai Demokrat itu tidak memberikan waktu yang pasti mengenai kapan pembatasan sosial yang berdampak pada lebih dari 100 juta orang di wilayah mereka itu akan diakhiri.

Namun mereka menekankan bahwa keputusan tentang kapan dan bagaimana cara untuk membangkitkan kembali kegiatan bisnis, bersama dengan membuka sekolah dan kampus, akan berdasarkan pada urusan kesehatan masyarakat dan sesuai dengan kajian ilmiah daripada politik.

Tiga negara bagian di kawasan pantai Pasifik mengumumkan bahwa mereka juga merencanakan kebijakan serupa, namun "perlu melihat penurunan angka penyebaran virus corona terlebih dahulu sebelum pembukaan kembali wilayahnya dalam skala besar."

Sementara itu, Presiden Donald Trump--yang berasal dari Partai Republik--justru berulang kali menekankan bahwa masyarakat negara itu bisa kembali bekerja secepatnya.

Trump menyebut bahwa dirinya mempunyai kewenangan unilateral untuk mengakhiri penutupan wilayah yang dianggap mencekik perekonomian AS dengan merumahkan sementara 17 juta orang hanya dalam tiga pekan.

"Mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa tanpa persetujuan dari presiden AS. Ketika seseorang menjadi presiden AS, maka kewenangannya mutlak, dan itulah yang akan terjadi... Para gubernur tahu yang demikian," kata Trump dalam pernyataan pers.

Baca juga: KBRI Paris terus fokus lindungi WNI di tengah pandemi wabah COVID-19

Baca juga: Pemerintah siapkan langkah atasi pengangguran akibat wabah COVID-19


Sumber: Reuters

Pewarta : Suwanti